38 : Pelaku yang Sebenarnya

45 6 18
                                    

Jungkook menyeringai saat mendapati beberapa orang kini menghadang mereka. Bukan kelompok bandit gunung. Pakaian mereka jelas menunjukkan identitas mereka yang sebenarnya.

Tanpa rasa takut sedikit pun, Jungkook turun dari kudanya, menatap satu persatu pria berbalut pakaian hitam yang kini menghadang mereka.

"Kalian berpikir bisa menghalangi kami?" Jungkook mengeluarkan pedangnya, mengayunkannya hingga mengeluarkan energi yang sudah cukup membuat orang-orang itu terpental. Tak lagi menyembunyikan soal kemampuan bela dirinya, membuat Jungkook lebih leluasa melatih dirinya di istana termasuk melatih tenaga dalamnya ke tingkatan yang lebih tinggi.

Joohee membulatkan mata saat mendapati salah satu dari mereka menggunakan senjata rahasia berupa jarum yang sepertinya beracun. Dia segera melakukan salto lalu berdiri di depan Jungkook dan menghadang jarum itu dengan pedangnya.

"Langkahi dulu mayatku jika ingin menyakitinya," ujar Joohee sambil mengulurkan pedangnya.

"Joohee, aturannya salah."

Joohee menoleh untuk menatap pria itu. "Apa yang salah? Sekalian melatih ilmu bela diriku." Joohee berlari lalu menghadang pedang dari musuhnya. Sebagai seseorang yang mendapatkan pedang bagus dari Jungkook, tentu dia takkan menyia-nyiakannya. Apalagi, musuhnya hanya menggunakan pedang biasa.

Rasa percaya diri Joohee soal kemenangan, segera dihancurkan saat pedang lawannya, mengenai lengannya.

"Kita lihat. Kau akan bertahan berapa lama dengan racun itu."

Joohee melirik lukanya terlebih dahulu sebelum kemudian menyeringai. "Kurasa kalimat itu lebih pantas untukmu." Joohee menyerang seolah racun yang berasal dari pedang itu sama sekali tak memengaruhinya. Bahkan, dia bertarung seolah lukanya tak pernah ada.

Lain halnya dengan Jungkook yang kini merasa lengannya benar-benar nyeri. Tentu rasa sakit itu takkan dirasakan oleh Joohee karena efek pengikat jiwa yang dilakukan oleh giok kehidupan.

Joohee mengakhiri pertarungan itu dengan kemenangan. Beberapa dari penghadang itu telah tewas dan yang tersisa memilih untuk kabur karena merasa tak sanggup menghadapi Joohee.

"Sudah kubilang apa salahnya aku ...." Joohee membulatkan mata, segera menghampiri Jungkook yang kini sudah tak sadarkan diri di atas tanah. Dia menepuk-nepuk pipi pria itu. Namun, Jungkook sama sekali tak merespon. Mereka kini ada di tengah hutan. Apa yang harus dia lakukan?

Suara sepatu kuda yang semakin terdengar mendekat, membuat Joohee segera meraih pedangnya, bersiap dengan serangan yang lagi-lagi harus dia hadapi. Namun, dirinya justru dibuat bingung sebab yang datang malah orang yang dia kenal.

"Pangeran Jungrim?"

"Apa yang terjadi padanya?"

"Dia ... Aku juga tidak mengerti kenapa dia tidak sadarkan diri seperti ini."

***

Joohee duduk di meja yang ada di pekarangan rumah tua itu, memilih untuk menikmati pemandangan bulan sembari menunggu Jungrim selesai mengobati Jungkook. Meski tak belajar medis sepenuhnya, Jungrim dikenal sebagai pangeran yang paling cerdas dan memiliki julukan perpustakaan berjalan karena pengetahuannya yang luas.

"Entah apa yang terjadi padanya," gumam Joohee sambil menatap ke arah pintu, menunggu kapan Jungrim akan keluar dari sana. Namun, melihat pria itu sama sekali belum menampakkan batang hidungnya, dia yakin luka Jungkook memang cukup parah.

Hingga akhirnya, rasa khawatir itu berakhir saat Jungrim menghampirinya. 

"Bagaimana kondisinya?"

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang