35 : Hal Konyol

62 8 15
                                    

Joohee mempercepat langkahnya saat menyadari seseorang mengikutinya. Menyamar untuk bertemu dengan Jungkook adalah satu-satunya cara agar dirinya bisa bertukar informasi dengan pria itu. Jadi, sebisa mungkin dirinya tak boleh ketahuan.

Dengan segera dia bersembunyi di balik dinding dan menyodorkan belati saat orang tersebut akan melewatinya. Matanya kemudian membulat saat orang tersebut memutar tangannya, membuat Joohee berakhir berputar di udara lalu mendarat dengan berlutut.

Dia menepuk telapak tangannya yang terkena debu, tersenyum karena dia jadi punya kesempatan untuk melatih kemampuan bela dirinya. Namun, dirinya justru terkejut saat orang yang ada di hadapannya adalah kasim Oh.

"Ternyata nona." Kasim Oh segera memberi salam sebelum kemudian melangkah lebih dulu, membuat Joohee yang masih berbalut pakaian pelayan segera mengerutkan dahi.

"Hampir saja," batin kasim Oh sambil menoleh ke belakang, memastikan Joohee takkan mengikutinya.

"Sejak kapan kasim Oh bisa bela diri?" gumam Joohee dalam hatinya kemudian melangkah menuju kediaman Jungkook dengan memutar arah tanpa menaruh curiga lain pada kasim Oh. Dia berpikir mungkin saja kasim Oh hanya terlalu terkejut hingga kemudian melakukannya.

Sementara itu, kasim Oh yang kini bersembunyi di balik dinding, melanjutkan langkahnya setelah memastikan Joohee benar-benar sudah melangkah lebih jauh. Sembari melangkah, kasim Oh melepas pakaiannya, berganti dengan pakaian serba hitam dilengkapi dengan penutup wajah. Alih-alih kembali ke kediaman Jungkook, dia melangkah dan berbelok menuju kediaman selir Jang.

"Seharusnya racun itu sudah berefek. Bagaimana?" tanya selir Jang tanpa basa-basi saat kasim Oh tiba di sana.

"Mungkin efeknya masih belum terlihat. Aku sudah meletakkan racun itu di dupanya setiap hari."

Selir Jang menyeringai. "Atau ... kau sebenarnya tidak melakukan itu?"

"Aku bersumpah sudah menukar dupa yang ada di kamar Jungkook dengan dupa yang kau siapkan. Aku tidak akan semudah itu berkhianat."

"Lalu ... alasan apa yang masuk akal untuk menjelaskan ini?"

Kasim Oh terdiam, mencoba memikirkan alasan apa yang membuat Jungkook tetap aman sampai saat ini. Seharusnya, racun itu sudah mulai berefek seperti pada putra mahkota yang sebelumnya. "Atau ... karena bantuan giok kehidupan?"

"Giok kehidupan? Giok itu benar-benar ada pada Jungkook? Aku hanya pernah mendengar giok itu memang dihadiahkan oleh menteri Ko sebagai hadiah pernikahan putrinya." 





Yuan dan Jina berdiri di sebuah kedai yang juga menyediakan penginapan. Setelah beberapa saat berlari ke daerah lain, mereka tetap memutuskan kembali ke Yeoju. Terkadang, tempat yang paling berbahaya justru merupakan tempat persembunyian paling aman.

Kedai itu nampak sepi. Hanya ada mereka berdua yang singgah di sana. Namun, mereka memilih untuk tak menaruh curiga sama sekali. Apalagi, Yuan yang terlihat sudah tak kuat lagi menggunakan ilmu terbangnya untuk menghindari orang-orang yang terus mengincarnya.

"Kurasa mereka membicarakan kita," bisik Yuan saat menyadari pemilik kedai itu seakan mengincarnya. Terus berpindah tempat tentu membuatnya menjadi lebih waspada. Apalagi, Yuan tahu bahwa dirinya memang sedang diincar.

"Kau serius?"

Jina cukup terkejut saat Yuan tiba-tiba membuat meja itu terbang. Pria itu lantas menarik tangan Jina saat penjaga kedai tersebut sedikit lengah. Namun, kemudian sebuah nampan terbang ke arah mereka, membuat Yuan kemudian mengulurkan tangan agar Jina bisa sedikit menyondongkan tubuhnya ke belakang untuk menghindar dari nampan tersebut. Bahkan, yang lebih membuat Yuan terkejut adalah saat pintu serta jendela kedai tersebut segera ditutup oleh kekuatan sihir.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang