Jungkook tersenyum saat mendapati gadis itu tidur dengan tenang. Tangannya kemudian terulur, berniat untuk memberikan sedikit usapan halus di kepala. Namun, dia malah takut itu membangunkan Joohee. Secara tak sengaja, dirinya mendengar Joohee dimarahi menteri Ko yang memintanya untuk sepenuhnya menjadi Jina.
Selama beberapa hari ke belakang, dirinya benar-benar merasa bersalah karena sudah bersikap terlalu dingin pada Joohee. Dia hanya tak ingin musuh-musuhnya mengincar Joohee karena tahu dia paling mencintai gadis itu. Dengan menjaga jarak bahkan membuat rumor soal kerenggangan hubungannya, Jungkook berharap musuhnya tak terlalu pintar untuk memahami siasatnya yang satu ini.
"Aku merindukanmu, Joohee." Dengan hati-hati, Jungkook memberikan usapan halus di pucuk kepala gadis itu kemudian tersenyum. Segalanya terlalu kacau hingga dirinya harus melakukan hal yang cukup jahat pada Joohee.
Kini pria itu hanya diam, memandang wajah cantik gadis yang nampaknya sama sekali tak terganggu oleh keberadaan Jungkook di sana. Dia datang ke sana diam-diam tentunya untuk sekadar melepas rasa rindunya. Jika tiba-tiba musuhnya tetap mengincar Joohee, artinya mata-mata itu memang berada sangat dekat dengannya. Apalagi, belakangan Joohee tak terlihat diganggu oleh siapa pun dan tak berakhir terluka seperti sebelumnya. Bisakah dia berpuas diri atas rencana cerdiknya? Namun, dia takut ini juga termasuk rencana musuhnya agar dirinya bisa lengah.
"Sekarang aku malah semakin merindukanmu, Joohee. Tapi ... Aku harus segera pergi." Jungkook pelan-pelan beranjak kemudian menggunakan pintu samping untuk kembali ke kamarnya. Dia benar-benar berhati-hati agar tak ada satu pun orang yang tahu dirinya habis dari sana.
***
"Biar kutebak. Kau pasti kabur dari akademi 'kan?"
Joohee yang tengah asyik melamun sambil melempar batu ke danau, segera menoleh. Dia menatap malas Hyun kemudian kembali melempar batu itu ke danau. "Jangan ganggu aku."
"Kalau begitu ... Tujuan kita berdua sama." Hyun kini ikut duduk di samping Joohee, melakukan hal yang sama hingga membuat gadis itu memicingkan mata.
"Siapa yang mengizinkanmu duduk di sini?"
"Tidak ada papan bertuliskan bahwa pangeran Hyun tidak boleh duduk di sini. Artinya aku boleh duduk di sini."
"Kalau begitu aku yang pergi." Joohee beranjak. Namun, pria itu malah menarik tangannya hingga dia kembali terduduk.
"Kau belum memberikan informasi terbaru."
Joohee menghela napas sambil memutar malas matanya. Dia lupa ada harga dari tutup mulut. "Tidak ada. Belakangan aku tidak bertemu dengannya. Apa yang kau harapkan?"
"Ah ... Jadi itu alasan kau berakhir di sini? Bukan karena kabur dari akademi. Tapi ...." Hyun menunjuk ke arah tempat yang biasanya digunakan Jungkook belajar. "Menunggu dia lewat sini 'kan? Wah ... Aku tidak menyangka kau bisa jatuh cinta padanya dalam waktu singkat."
"Aku tidak jatuh cinta," elak Joohee. Dia kemudian memicingkan matanya kala mendengar tawa tertahan dari pria itu. "Tunggu, kau pasti punya maksud jika sudah bersikap baik padaku seperti ini. Apa yang kau lakukan?"
"Tidak ada."
Joohee beranjak kemudian mencoba mencari tahu apa yang dilakukan Hyun padanya. Setiap pria itu mampir ke kediaman tuan Ko, pasti ada saja ulahnya. Entah membuat Joohee bolak-balik membawakan makanan yang dianggap tidak enak, hingga yang paling menyebalkan adalah saat pria itu dengan jahil membuat wajah Joohee penuh dengan arang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of Bitae✅
FantasiSa Jungkook, seorang putra mahkota kerajaan bernama Bitae yang berusaha mengungkap bayangan gelap di kerajaannya. Dengan membentuk kelompok bernama Bunga Teratai, Jungkook yang menyamarkan namanya menjadi Yun, mencoba mengungkap setiap bayangan gela...