17 : Kepercayaan Yang Rusak

52 11 10
                                    

"Apa mereka melakukan ini untuk menutupi soal pajak?" gumam Jungkook dalam hatinya. Dia hanya mencoba berpikir menggunakan sudut pandang musuhnya. Asalkan mendapat satu bukti dirinya merupakan bagian dari Bunga Teratai, kasus pajak tinggi pasti akan mudah terlupakan.

"Bukankah kau masih belum pulih? Lebih baik kau istirahat dibanding memikirkan hal yang tidak penting." Meski mengomel, gadis itu tetap fokus pada novelnya. Sudah berkali-kali dirinya meremas kertas-kertas di hadapannya karena merasa tulisannya kurang pas. Terkurung dalam istana benar-benar membuat otaknya ikutan terkurung.

"Kau sendiri bukannya tidur malah menulis hal tidak jelas."

"Aku sedang menghidupi diriku sendiri." Joohee kembali mencoba untuk menulis lagi. Namun, kertas itu malah berakhir menjadi bola sama seperti kertas-kertas lainnya. Otaknya sedang tak bisa diajak kerja sama. Masalahnya, sejak awal seri novel 'cinta rengkuhan bulan' buatannya memiliki genre romantis. Mana mungkin tiba-tiba berganti menjadi cerita menegangkan seperti yang saat ini dia alami.

"Kau bisa katakan padaku berapa banyak uang yang kau butuhkan."

"Tidak perlu berinvestasi pada musuhmu."

"Singkat saja, karena kau akan membayarnya dengan nyawa." Jungkook melepas jubah yang dia kenakan, membuat Joohee buru-buru menutup matanya padahal pria itu masih mengenakan pakaian berwarna putih yang membalut tubuhnya. Pria itu meregangkan otot sembari menguap, persis seperti seekor kucing. Selanjutnya, dia duduk bersila kemudian memejamkan mata dan mulai bermeditasi lagi.

"Itu lebih baik dibanding menggangguku," gumam Joohee kemudian kembali mencoba untuk melanjutkan novelnya. Sesekali dirinya akan menguap. Namun, dia memilih untuk tetap terjaga karena takut hal yang ada dalam mimpinya terjadi. Bahkan, dia meletakkan pedangnya tepat di sampingnya dengan dalih takut Jungkook tiba-tiba menyerang. Padahal, dia melakukannya untuk melindungi Jungkook.

***

Dengan perasaan campur aduk, Joohee berlari menuju tempat Hoon, Jiwoo, dan Woojin dieksekusi. Dia heran mengapa Jungkook sama sekali tak memberitahunya meski sebelum pergi, Jungkook tahu dirinya sedang tak ada kegiatan apa pun. Hingga kemudian dia sadar Jungkook memang sengaja menyembunyikan hal ini darinya.

"Yang Mulia memintamu untuk tetap di istanamu, kumohon demi diriku," ujar Sori yang kini merentangkan tangan untuk mencegah Joohee pergi ke sana.

"Aku tidak bisa terus diam di istanaku. Mereka hanya korban fitnah." Joohee makin mempercepat langkah dengan harapan saat tiba di sana, eksekusinya belum dilaksanakan atau bahkan dibatalkan. Namun, harapan hanya tinggal harapan. Saat tiba di sana, Hoon sedang ditutupi penutup jenazah sementara Jiwoo dan Woojin sudah ditutupi lebih dulu. Melihat hal ini, tentu membuat kaki Joohee benar-benar lemas. Dia bahkan belum sempat menemui mereka sejak ditangkap.

"Aku harus membuat perhitungan," gumam Joohee dalam hatinya. Dia mengepalkan tangan, bergegas mencari keberadaan pria yang bahkan sama sekali tak menampakkan batang hidungnya di sana. Dia tak menyangka Jungkook akan bersikap acuh meski pada anggota terbaiknya.

Hingga kemudian langkahnya yang terburu-buru, harus terhenti di jembatan yang mengarah langsung ke paviliun tempat Jungkook biasanya bersantai. Bahkan, saat ini pria tersebut malah dengan sangat santai membaca buku sambil sesekali tersenyum. Ini sudah lebih dari cukup baginya untuk lebih kesal pada Jungkook.

Menyadari kehadiran Joohee, Jungkook segera meminta kasim Oh dan Kyung untuk meninggalkan mereka untuk bicara 4 mata. Dia sudah sangat menyadari kemarahan Joohee dan memprediksi gadis itu pasti akan menyebutkan soal Bunga Teratai setidaknya satu kali.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang