04; Asal-Usul Kaum Lathrothires
•chapter four; start•
"Ini kenapa lagi? Berantem sama siapa?"
"Emang selain si sapi aku berantem sama siapa?"
Ditekannya luka lebam di sudut bibir Jeongwoo hingga membuat sang empu berteriak kesakitan. Bukannya merasa bersalah, pemuda bernama Haruto itu justru tersenyum puas melihatnya.
"Kok diteken sih, sayang?! Ini sakit tau!" ujar Jeongwoo menatap Haruto tak terima.
Haruto melempar handuk basah yang semula ia gunakan untuk mengompres luka Jeongwoo ke dalam baskom, ditatapnya mata serigala itu dengan tatapan yang dalam hingga membuat Jeongwoo terdiam.
"Besok ulangi aja tuh berantemnya. Kalo mau berantem manggil aku dulu, biar aku bisa liat sejago apa kamu berantem sama Junghwan." ujar Haruto tersenyum miring.
Jeongwoo menghela nafas, "Iya, maafin aku. Tadi Junghwan duluan yang mulai."
"Beneran?" tanya Haruto menaikkan sebelah alisnya.
Jeongwoo terdiam sebelum kembali membuka bibirnya, "Iya-iya, tadi aku duluan yang nonjok Junghwan. Tapi kan itu gara-gara dia basa-basi ngechat kamu semalem!"
Haruto tergelak mendengar alasan klasik yang kekasihnya itu katakan. Astaga, Jeongwoo ini ternyata sangat posesif kepadanya. Bahkan pria atau wanita lain yang hanya sekedar bertegur sapa saja ia harus semarah ini.
Jeongwoo mengacak rambutnya frustasi, "Gini amat punya pacar cakep, banyak yang suka."
"Ru? Kamu bisa nggak sih jangan ganteng-ganteng?" protes Jeongwoo menatap Haruto yang tak melunturkan senyumannya.
Haruto menaikkan kedua alisnya, "Kenapa? Padahal kamu juga ganteng loh, sayang?"
"Kamu itu gantengnya kelewatan, kalo kamu banyak yang suka kan akunya yang ribet!" jelas Jeongwoo tak masuk akal.
"Ya udah sih orang emang dari pabriknya udah cakep." balas Haruto sekenanya.
Haruto menatap Jeongwoo yang diam di kursinya, saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah. Haruto terkekeh, "Besok-besok ditahan amarahnya, heran deh kamu ini gampang banget kepancing emosi kalo sama Junghwan."
"Dia duluan yang nyari gara-gara, sayang." balas Jeongwoo memelas.
"Tapi alasan kalian berantem tuh terlalu sepele buat dapetin luka sampe kayak gini, Woo." ujar Haruto.
Haruto mencoba menatap wajah Jeongwoo yang dipalingkan oleh empunya, "Pasti ada alasan lain sampe kalian saling benci kayak gini, kan?"
Jeongwoo membalas tatapan Haruto dengan tatapan serius, "Kamu tau aimofagos?"
Haruto sedikit terkejut dengan pergantian topik yang secara tiba-tiba ini, ia mengangguk, "Iya, aku tau. Kenapa emangnya?"
"Kamu tau kan sejahat apa aimofagos itu?" tanya Jeongwoo.
Haruto kembali mengangguk, "Aimofagos itu makhluk mitos pemakan darah, yang katanya hidup berdampingan sama manusia. Sekarang lagi jadi perbincangan hangat, kan? Gara-gara teror selama 3 bulan ini?"
Jeongwoo menjentikkan jarinya puas mendengar jawaban kekasihnya, kemudian wajahnya berubah menjadi kesal.
"Kamu tau? Junghwan selalu nuduh kalo aku itu aimofagos! Kesel nggak tuh?" gerutu Jeongwoo.
"Terus kenapa? Kan cuma tuduhan nggak berdasar? Kenapa kamu harus semarah itu?" tanya Haruto tak mengerti kenapa kekasihnya ini terlihat begitu kesal.
Jeongwoo merotasikan bola matanya malas, "Kamu nggak tau rasanya, sebel banget intinya. Junghwan tuh manusia paling nyebelin yang pernah aku temuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
FanfictionAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...