44; Kencan yang Abu-Abu
•chapter fourty four; start•
"Lo anaknya tuan Kim kan? Kita masih kerabat loh, kerabat jauh sih. Maklum ga saling kenal."
Junkyu tersenyum kecil melihat pipi Jihoon yang mengembung setelah menyuapkan potongan daging ke dalam mulut. Semua yang ada di diri Jihoon itu sangat indah di mata Junkyu, dan itu mutlak tak terbantahkan. Matanya, hidung mancungnya, bibir yang sudah sangat lama tak Junkyu jamah itu, semuanya sempurna.
"Apa gara-gara itu kemarin lo langsung nerima tawaran gue tanpa pikir panjang?" tanya Junkyu memastikan, atau lebih tepatnya memperpanjang topik.
Jihoon menggeleng, "Bukan."
"Terus?"
"Lo mau gue jujur atau bohong?" tanya Jihoon tak masuk akal.
"Jujur."
"Kita dulu satu sekolah waktu SMA, eh ternyata sekampus juga waktu kuliah. Gue udah tau lo sejak lama, tapi kayanya lo nggak ngeh sama keberadaan gue." jelas Jihoon yang membuat Junkyu terkejut bukan main.
"Serius?"
Bagaimana Junkyu tidak terkejut? Padahal selama ini Junkyu pergi kesana-kemari hanya untuk menemukan Jihoon, tapi ternyata di luar perkiraannya, Jihoon justru selalu ada di dekatnya. Lelucon macam apa ini? Bahkan Junkyu menyempatkan diri berkelana di setiap hari liburnya. Apakah Junkyu diperbolehkan berteriak ke seluruh dunia akan kekecewaan yang ia rasakan?
Jihoon mengangguk, "Entah gue yang nolep atau lo yang terlalu mengacuhkan lingkungan sekitar lo."
"Maksudnya?"
"Loh? Kalo lo nggak nyadar, lo itu banyak ditakutin orang gara-gara secuek itu lo sama sekitar." ungkap Jihoon.
Junkyu mengerjapkan matanya cepat, jadi dirinya ini kembali melakukan kecerobohan? Apakah dirinya terlalu berambisi menemukan Jihoon sampai-sampai ia lupa untuk menelisik sekitar juga? Jihoon selama ini ada di sampingnya pun dirinya masih tidak bisa menyadari keberadaannya, astaga Junkyu.
Jihoon mengernyitkan dahinya melihat ekspresi sedih yang liar dari sosok aimofagos di hadapannya, "Kenapa? Gue salah ngomong kah?"
Junkyu menggeleng, "Enggak... Tapi, selama ini gue nyariin lo Ji."
Kali ini Jihoon yang terdiam tak mengerti akan pernyataan aneh yang Junkyu ungkapkan. Pria Kim itu tak juga membuka suara, ia hanya menatap mata bulat Jihoon yang terus melemparkan tatapan penuh kebingungan. Sedih sekali rasanya, mengapa Junkyu tidak menemukan tatapan mendamba seperti yang selalu Jihoon berikan di masa lalu?
"Ngapain lo nyariin gue?" tanya Jihoon karena Junkyu tak kunjung membuka suara.
Junkyu mengerdikkan bahunya, "Entah."
"Ga jelas." umpat Jihoon kembali melanjutkan acara makannya.
Kekehan geli terdengar dari bibir Junkyu yang semakin membuat Jihoon kebingungan. Diluar dugaan, saat ini ibu jari dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari milik Jihoon itu mengusap ujung bibir si pria Park. Jantungnya seolah berhenti dalam beberapa saat dan kemudian berdetak sangat kencang. Lelaki sialan ini, bahkan kedua pipi Jihoon telah memerah akibatnya.
"Kaya bayi." ujar Junkyu tiba-tiba.
"Anjing lo." umpat Jihoon salah tingkah.
"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
"Lo gila?"
"Gue serius."
"Nggak, gue nggak mau."
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
FanfictionAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...