EOTH; 32

326 50 10
                                    

32; Kedatangan Lelaki Bajingan

•chapter thirty two; start•

"Kok masih disini? Mama lo belum jemput?"

"Eh kak Jiwon?"

Jiwon duduk menyampingi adiknya dengan jarak beberapa jengkal. Memilih diam, membiarkan suasana hening mendominasi di antara keduanya. Jiwon yang terlihat lelah setelah bermain basket bersama teman-temannya beberapa saat lalu, dan Rora yang berusaha mati-matian untuk tidak semakin jatuh ke dalam pesona kakaknya sendiri.

"Kak Jiwon lagi nungguin om Jihoon ya?" tanya Rora menatap pemuda itu dari samping.

Jiwon mengangguk, "Ayah bilang mau jemput agak terlambat, ya udah gue main basket dulu sama temen-temen."

"Panggil om Jihoon bunda aja gapapa kak, Rora udah tau." balas gadis itu yang membuat Jiwon terdiam.

Jiwon menatap Rora, "Lo? Nggak benci sama gue?"

"Ngapain?"

"Secara, gue ini makhluk aneh yang bahkan belum punya nama." jelas Jiwon menatap langit yang menggelap.

Rora menggeleng, "Sama sekali enggak, dan Rora nggak akan bisa benci sama kak Jiwon."

"Mau bagaimanapun juga, semua yang terjadi bukan kesalahan kak Jiwon. Jadi Rora nggak bisa benci kak Jiwon dengan identitas yang saat ini kak Jiwon miliki. Rora tau kak Jiwon adalah buah dari kesalahan orang tua kakak sendiri, lantas apa yang membuat Rora harus membenci kak Jiwon?" lanjut Rora.

"Dan aku nggak mungkin benci sama orang yang aku cintai, kak Jiwon..." ujar Rora yang tentu saja di dalam hati.

Jiwon mendesah berat, mengapa hatinya terasa begitu berat akan kenyataan menyakitkan seperti ini?

"Berarti cowok yang waktu itu jemput lo, dia ayah kandung gue?" tanya Jiwon tanpa berbasa-basi.

Rora mengangguk terpatah-patah, "Iya kak, dia om Junkyu ayah kandung kak Jiwon."

Jiwon mendecih dengan senyuman miring tak percaya akan kebenaran, "Ternyata wajah sampai fisik gue emang duplikat dia. Gue malah kepikiran sama bunda, bunda sakit nggak ya ketika liat gue yang mirip banget sama cowok berengsek itu?"

"Kak Jiwon." panggil Rora sebagai teguran.

"Maaf, Rora. Tapi kenyataannya gitu, mau dia itu ayah kandung gue maupun om lo, dia tetep cowok berengsek." balas Jiwon.

"Om Junkyu nggak tau apapun tentang ini, dia akan tanggung-jawab ketika tau keadaan om Jihoon." bela Rora.

Jiwon menggeleng, "Justru dia akan bunuh bunda, dan bunuh gue selaku anaknya."

"Kak-"

"Bunda dan gue punya darah aimofagos, Rora. Dan jangan menutup mata kalo sampe saat ini Kim Junkyu itu masih memburu keberadaan aimofagos entah itu aimofagos murni atau bukan." ujar Junkyu memotong ucapan gadis di sampingnya.

Rora menatap kedua mata bergetar milik pujaan hatinya yang membuat dadanya sesak, "Om Junkyu bukan orang yang kayak gitu."

"Lo ngomong gitu karena lo keponakannya. Lo nggak tau ketakutan apa yang sampai saat ini selalu menghantui bunda dan gue. Dunia udah nggak aman lagi buat kaum aimofagos..." ujar Jiwon melirih di akhir kalimatnya.

"Kak..."

"Gue percaya sama lo, Rora. Lo nggak akan membongkar identitas gue kan?"

•••

"Anak cantik mama kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu?"

Ahyeon beberapa kali mengalihkan pandangannya dari jalan raya guna memastikan keadaan putrinya yang jauh dari kata baik-baik saja. Putrinya itu terdiam, menatap kosong keluar kaca mobil dengan tatapan menyendu. Apa yang terjadi? Apakah Ahyeon melewatkan sesuatu?

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang