EOTH; 29

320 49 9
                                    

29; Menjemput Anak dan Keponakan

•chapter twenty nine; start•

"Loh? Kok om Junkyu yang jemput Rora? Mama mana?"

"Lagi nemenin papa kamu dateng ke acara kantor. Udah buruan masuk, om habis ini ada acara." balas Junkyu tanpa menatap keponakannya yang masih menatapnya heran dari samping mobil.

Tak kunjung masuk, Junkyu menatap gadis itu dengan tatapan bertanya, "Apa?"

"Om Junkyu habis mimisan ya? Itu masih ada bekas darahnya di hidung." tanya Rora memastikan dengan apa yang dilihatnya.

Rora mendekatkan wajahnya guna melihat hidung Junkyu lebih jelas, "Om Junkyu sakit?"

Tentunya Junkyu langsung menghindar, "Gapapa, ayo masuk atau om tinggal?"

"Iya-iya, nggak sabaran banget sih jadi orang." gerutu Rora seraya berjalan ke bagian mobil lainnya dan segera masuk.

Pintu ditutup cukup kencang hingga membuat Junkyu mendesis. Rora ini memang duplikat Doyoung, sama-sama sangat menyebalkan. Jika Junkyu tidak ingat bahwa gadis ini adalah keponakannya, mungkin saat ini ia akan melemparnya ke luar mobil tanpa berpikir panjang. Junkyu menjalankan mobilnya perlahan.

"Tau nggak om?" pertanyaan itu hanya dibalas dehaman singkat oleh Junkyu.

Rora kembali menatap wajah datar Junkyu seperti biasanya, "Di sekolah Rora ada kakak kelas yang mirip banget sama om Junkyu."

"Iya?" tanya Junkyu yang sebenarnya tak terlalu penasaran.

Rora mengangguk antusias karena Junkyu merespon ceritanya, "Bedanya lebih gantengan Kak Jiwon aja sih, om Junkyu udah bangkotan."

"Dih? Ngawur banget. Gini-gini om diincer banyak cewek tau?"

"Nggak percaya sih, soalnya om Junkyu masih jomblo." balas Rora tak beradab.

Junkyu ingin marah, namun bukankah keponakannya ini benar?

"Terus kamu suka sama si Jiwon-Jiwon itu?" tanya Junkyu, basa-basi agar suasana di mobil tidak terasa canggung.

Rora terdiam, dan hal itu membuat Junkyu panik seketika. Apakah yang baru saja ia katakan ini salah?

"Eh? Keponakan om kenapa? Om salah ngomong kah?" panik Junkyu.

Rora menggeleng pelan, "Enggak kok om."

"Terus kamu kenapa diem?"

"Rora suka sama Kak Jiwon, tapi kata orang-orang Kak Jiwon itu udah punya pacar." jelas Rora murung.

"Tapi kan bisa aja itu cuma rumor..?"

Rora kembali menggeleng, "Rora pernah liat Kak Jiwon berduaan sama cewek, om..."

Astaga malangnya...

Junkyu mengusap pucuk kepala Rora, "Udah jangan sedih, besok kasih liat yang namanya Jiwon-Jiwon itu dong. Om mau liat seberapa ganteng dia sampe keponakan om yang super cantik ini suka."

"Ih dia ganteng banget tau om!" bela Rora.

"Sama papa kamu ganteng siapa?" tanya Junkyu.

Rora tergelak, "Lah? Ngapain nanyain itu? Ya pastinya gantengan Kak Jiwon!"

"Kalo sama om Yoshi?"

Kali ini Rora terkekeh, "Bandinginnya jangan sama om Yoshi dong. Andaikan nih om Yoshi satu generasi sama Rora, dah Rora embat tuh."

Junkyu ikut tergelak, "Ada-ada aja."

•••

Jiwon menatap ayahnya dengan tatapan penuh kebingungan, ada apa dengan ayahnya ini? Sudah hampir 15 menit mobil mereka tak kunjung berjalan dari seberang jalan sekolah Jiwon. Sedangkan ayahnya itu sedang melamun dengan jari yang terus mengusap bibir keringnya.

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang