EOTH; 08

499 61 6
                                    

08; Sepasang Manusia di Antara Lathrothires

•chapter eight; start•

Hyunsuk menatap langit-langit ruangan dimana ia hanya bisa melihat warna putih bersih disana. Tatapannya kosong, namun pikirannya terus berkecamuk memikirkan banyak kebetulan yang bisa saja terjadi pada malam itu.

Hyunsuk, sama sekali tidak bisa mengingat kejadian yang ia alami sebelumnya. Namun orang-orang mengatakan kepadanya bahwa ia baru saja mendapatkan penyerangan pembegalan. Begal mana yang akan menghentikan mobil mewah seperti yang Hyunsuk punya?

Sedikit tidak masuk akal, tapi apalah daya Hyunsuk yang hanya bisa mengiyakan karena ia tak bisa mengingat apapun.

"Sayang? Kata mama kamu belum makan?" suara Yoshi memasuki gendang telinganya dengan begitu lembut.

Hyunsuk menatap sang kekasih kemudian melemparkan senyumnya, "Kamu barusan ditelepon mama?"

Yoshi terkekeh, "Iya, katanya kamu lagi susah makan. Lehernya masih sakit kah kalo buat makan?"

Gelengan Hyunsuk berikan, "Udah nggak terlalu, tapi rasanya masih pahit lidahnya waktu buat makan."

Yoshi menarik kursi untuk ia duduki di samping brankar Hyunsuk, diambilnya nampan berisikan makan siang milik pria Kim itu yang sudah memperlihatkan wajah merajuknya.

"Kamu harus tetep makan, sayang. Kalo kamu udah sembuh, janji deh aku ajak jalan-jalan ke pantai." tawar Yoshi.

"Kamu udah makan?" tanya Hyunsuk.

Yoshi menggeleng, "Nanti aja habis nyuapin kamu."

Mendengarnya Hyunsuk segera mengambil alih sendok dari tangan Yoshi. Menyendokkan makanan hingga memenuhi sendok, Hyunsuk menyodorkan sendok itu kepada Yoshi yang menatapnya penuh tanya.

"Kita makan bareng, biar sama-sama kenyang." ujar Hyunsuk hingga pada akhirnya Yoshi menerima suapannya.

"Aku kaget banget waktu denger kamu tiba-tiba masuk rumah sakit malem itu. Kamu ini gimana sih? Udah tau ada begal kok nggak langsung di gas aja mobilnya?" ujar Yoshi yang membuat Hyunsuk terdiam dalam beberapa saat.

"Sebenernya aku juga lupa kejadian malem itu." ungkap Hyunsuk.

"Lupa?"

Hyunsuk mengangguk, "Aku sama sekali nggak inget kejadian malem itu. Kayak, tiba-tiba aja aku udah ada dirumah sakit."

"Hal terakhir yang kamu inget apa?" tanya Yoshi.

Hyunsuk diam cukup lama mencoba mengingat serpihan memori yang susah ia dapatkan di dalam otaknya, "Waktu itu, aku telfonan sama Doyoung... Terus..."

Hyunsuk menggigit bibirnya sendiri, "Aku nggak inget."

Yoshi bergumam, "Mama kok nggak ngasih tau aku kalo bang Hyunsuk amnesia?"

"Kamu ngomong apa, sayang?"

Yoshi menggeleng, "Enggak, kok. Ya udah nggak papa, yang penting kamu selamat itu udah bikin aku ngerasa lega banget. Lain kali hati-hati ya, sayang?"

"Pasti."

•••

"Apaan nih?"

Doyoung mengambil sebuah kotak makan yang berada di dalam lokernya. Kotak makan berwarna merah muda dengan gambar kelinci, serta sebuah sticky note dengan warna senada. Wow, apakah kali ini ia memiliki penggemar rahasia seperti Junkyu?

"Widih, apaan tuh? Dari siapa, Doy?" tanya Junghwan yang baru saja datang dan berusaha mengintip ke dalam loker milik temannya ini.

Doyoung mengerdikkan bahunya tak tahu, "Entah, tiba-tiba aja ada di loker gue. Kira-kira isinya apa ya?"

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang