EOTH; 09

503 66 7
                                    

09; Aimofagos Memang Sengaja Dibangkitkan

•chapter nine; start•

"Seperti yang aku duga, aimofagos benar-benar bangkit setelah ratusan tahun lalu kaum mereka habis dibantai..."

Nyonya Go terdiam mendengar ujaran suaminya yang tengah menyeruput secangkir kopi buatannya beberapa saat lalu. Malam ini, sepasang suami-isteri itu tengah menghabiskan waktu luang mereka di taman belakang, membahas suatu hal penting yang baru saja Tuan Kim bawa.

"Kamu tau info itu dari mana? Apa valid?" tanya Nyonya Go berharap ini bukanlah informasi mutlak.

Ia terkadang masih memikirkan keadaan Hyunsuk yang cukup lama dalam masa pemulihan. Luka yang putranya dapatkan itu bukanlah luka main-main.

Jika memang benar itu ulah aimofagos, maka pengobatan secara medis dan teknologi masa kini tidaklah sepenuhnya bekerja. Hyunsuk harus menjalani pengobatan secara sakral untuk menghilangkan luka yang ia dapat.

"Dewa Kyvernitis." jawab Tuan Kim singkat yang membungkam mulut sang isteri.

Nyonya Go menatap pemandangan malam hari di hadapannya, "Yang Hyunsuk temui malam itu, bukan aimofagos kan?"

"Junkyu belum mau bicara tentang hal ini sama kita. Mungkin antara dia masih nggak nerima atas keberadaan aimofagos, atau luka lama itu kembali dia rasakan." jelas Tuan Kim yang tentu dipahami oleh Nyonya Go.

Suara ketukan pintu terdengar, Nyonya Go menatap Junkyu yang kini berdiri di ambang pintu yang mengarah langsung menuju taman belakang. Pria itu menatap orang tuanya secara bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia ingin mengatakan sesuatu.

"Junkyu? Sini, duduk samping mama." ujar Nyonya Go yang diangguki oleh putra keduanya.

Junkyu mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi kosong, menyamankan diri disana dan terlihat belum yakin untuk membicarakan hal yang ia persiapkan kemari. Dan selama itu juga Tuan Kim juga Nyonya Go memilih menunggu sampai Junkyu membuka mulut.

"Junkyu udah bunuh aimofagos." hanya itu yang keluar dari bibir Junkyu. Setelah itu hanya ada keheningan yang menghampiri mereka.

Benar yang Nyonya Go pikirkan sebelumnya, luka Hyunsuk pasti ulah dari makhluk biadab itu. Seketika hatinya terenyuh, mungkin bisa saja malam itu ia kehilangan kedua putranya akibat serangan yang diberikan aimofagos. Mereka diciptakan dengan kekuatan hampir sepadan dengan lathrothires.

Nyonya Go menahan tangisnya, "Kenapa kamu nggak bilang, nak? Mama sayang kalian, tolong jangan membahayakan nyawa kalian dengan berurusan sama mereka."

"Maaf, ma. Junkyu nggak punya pilihan lain." lirih Junkyu.

Nyonya Go mengangguk lemah, tangisnya tak dapat ia tahan lagi. Jika seperti ini, maka ia tak dapat melihat kabar baik lagi bagi kedua kaum ciptaan Dewa Kyvernitis. Dua kaum ini saling melempar darah, bahkan putra keduanya telah membunuh salah satu sosok kaum aimofagos.

"Perawakan mereka masih sama seperti ratusan tahun lalu?" tanya Tuan Kim mencoba mengkokohkan kewarasannya yang hampir goyah.

Junkyu mengangguk samar, "Tapi mereka kehilangan kalung garnet mereka."

"Kalung garnet?" kali ini Tuan Kim terkejut, dan jawaban Junkyu adalah sebuah anggukan yakin.

"Entah bagaimana cara mereka hidup. Tapi yang Junkyu pahami, mereka bukan aimofagos murni. Melainkan ada seseorang yang mencoba membangkitkan aimofagos lagi." jelas Junkyu sesuai apa yang ia amati dari penyerangan malam itu.

Tuan Kim mencengkram cangkirnya di atas meja, wajahnya mengeras akan amarah yang meluap dari dalam dirinya, "Berani-beraninya dia mengusik kehidupan alam bawah."

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang