18; Sentuhan yang Begitu Jauh
•chapter eighteen; start•
Junkyu membalikkan tubuhnya, menatap punggung Jihoon yang memang sedari tadi membelakanginya. Junkyu menghela nafas, merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan beberapa saat lalu. Jam telah menunjukkan dini hari, namun sepasang kekasih ini masih terjaga dan saling mendiamkan satu sama lainnya.
"Ji?"
"Diem, Kyu."
"Maaf..."
"Maaf nggak akan ngerubah keadaan."
Junkyu merapatkan tubuhnya dan memeluk Jihoon hingga kulit mereka bersentuhan. Dengan seperti ini Junkyu bisa merasakan badan Jihoon yang bergetar menahan tangis. Junkyu mendaratkan banyak kecupan pada kepala Jihoon mencoba menenangkan kekasihnya.
"Maaf, Ji. Jangan nangis, aku salah." ujar Junkyu lirih merasa sakit mendengar Jihoon menangis karenanya.
"Aku kotor, Kyu. Aku kotor..." tangis Jihoon.
Junkyu membalikkan tubuh Jihoon sedikit memaksa, menatap wajah sembab pria Park itu. Ia menyeka air mata yang keluar dari kedua sudut mata bulat Jihoon. Astaga, Junkyu kau benar-benar telah membuat kesalahan besar.
"Hei, jangan ngomong gitu... Disini ada aku, aku bakal tanggungjawab atas semua yang udah aku lakuin ke kamu. Ji? Kamu percaya kan sama aku?" ujar Junkyu menenangkan.
Namun tangisan Jihoon tak kunjung mereda, "Aku selalu ngingetin Jeongwoo buat enggak ngelakuin hal ini ke Haruto, tapi kenapa aku sendiri yang ngelakuin hal itu?"
Junkyu rasanya ingin ikut menangis, "Ji? Ini salah aku, maafin aku ya? Kamu percaya kan sama aku kalo aku bakal tanggungjawab atas semua ini?"
"Kamu jahat, Kyu." ujar Jihoon memukuli pundak Junkyu yang tak ditutupi kain apapun.
Junkyu segera membawa tubuh polos Jihoon untuk ia dekap, memberikan kecupan-kecupan singkat yang menenangkan dan ternyata berhasil. Jihoon tak lagi menangis, namun isakan-isakan kecil tetap terdengar dan itu membuat Junkyu menggigit pipi bagian dalamnya karena gemas.
"Udah ya? Jangan nangis lagi, ini salah aku... Aku minta maaf, Ji." lirih Junkyu menarik poni Jihoon hingga memperlihatkan dahi penuh keringat kekasihnya.
"Janji jangan ninggalin aku?"
Junkyu mengangguk kemudian membubuhkan sebuah kecupan di dahi Jihoon penuh kasih sayang, "Janji, kamu boleh bunuh aku kalo aku ngingkarin janji."
Hingga sebuah tabokan Junkyu dapatkan, "Ngaco!"
"Udah ya? Sekarang kita tidur, tuh liat udah jam berapa." ujar Junkyu menyelimuti tubuh polos mereka yang tak memakai pakaian sama sekali.
Jihoon memeluk Junkyu dan membenamkan wajahnya pada perpotongan leher kekasihnya. Membiarkan Junkyu mengusap-usap punggungnya dengan begitu lembut agar membuatnya nyenyak dalam tidurnya.
"Kyu? Kalo aku hamil gimana?"
Junkyu terkekeh mendengar ujaran polos Jihoon, "Kamu cowok, nggak mungkin hamil. Udah mending kamu tidur aja, udah ngantuk itu."
Jihoon menjauhkan wajahnya agar ia bisa melihat wajah tengil Junkyu, "Aku nanya kalo aku hamil gimana?"
"Ji? Semisal pun kamu hamil, aku pasti tetep tanggungjawab kok. Tapi kamu cowok, nggak mungkin kamu hamil." balas Junkyu balas menatap Jihoon.
"Janji?"
"Iya, janji."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
FanfictionAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...