EOTH; 45

616 54 9
                                    

45; Kita Pada Akhirnya Bersatu

•chapter fourty five; start•

Junkyu menyentuh dadanya dimana ia bisa merasakan suatu detakan yang terasa begitu kencang disana. Ia sudah bersiap sejak 2 jam yang lalu, dengan tuxedo hitam rapih dan rangkaian bunga yang tersemat apik di sakunya. Ini hari pernikahannya, setelah hidup beribu-ribu tahun di masa yang berbeda pada akhirnya Junkyu merasakan apa itu yang biasa disebut dengan pernikahan.

Ia tak dapat diam, Junkyu sibuk berjalan kesana-kemari merasa panik dengan acara pernikahannya sendiri yang sudah bisa dihitung menit. Di ruangan khusus pengantin ini Junkyu hanya bisa merasakan keheningan mencekam yang luar biasa. Atau apakah ini efek samping dari perasaan gugup yang sedang melandanya?

Suara ketukan pintu terdengar, Junkyu harap itu bukan ayahnya atau siapapun yang berniat menjemputnya menuju altar. Hingga kemunculan seseorang di balik pintu berhasil meloloskan helaan nafas lega, itu Jaehyuk yang kemudian di susul Asahi di belakangnya.

"Lo beneran nikah hari ini?" pertanyaan bodoh itu terlontar begitu saja dari bibir Jaehyuk.

Pria Yoon itu sibuk menelisik menatap tampilan Junkyu yang baginya sangat asing. Ini kali pertamanya ia melihat Junkyu berdandan serapih dan seformal ini. Biasanya Junkyu hanya memakai kaos atau kemeja dengan lengan tergulung sebagai setelan formalnya. Tapi ini? Junkyu terlihat menakjubkan.

Memilih abai dengan Jaehyuk yang sedang kumat, Asahi berjalan menghampiri Junkyu setelah meletakkan bingkisan di atas meja, "Hadiah dari gue sama Jaehyuk dibuka habis acara aja. Btw, tadi kita berdua sempet mampir ke ruangannya Jihoon. Buset, cakep bener calon lu."

Pipi Junkyu bersemu mendengarnya. Hei, bukankah harusnya saat ini Junkyu menyombongkan diri? Tapi sepertinya kegugupan yang sedang ia rasakan sangat menyerang batinnya.

"Ada tisu nggak sih? Ini keringet lo banyak banget." ujar Jaehyuk melirik kesana-kemari mencari keberadaan tisu.

Junkyu menghela nafas dan kembali merasa panik, "Ini make up gue nggak luntur kan?"

Jaehyuk dan Asahi kompak tertawa, "Lagi gugup ternyata nih anak."

Dua manusia itu sangat tidak membantu!

•••

"Saya mengambil engkau menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Junkyu menatap kedua mata indah Jihoon yang berbinar. Tangannya menggenggam erat penuh kelembutan dan sesekali mengusap punggung tangan pria Park di hadapannya ini. Jihoon sangat indah, istrinya ini sangat indah dalam balutan tuxedo putih yang serasi dengan miliknya. Sapuan riasan wajah yang tipis membuat Jihoon nampak sangat cantik, Jihoon mutlak milik Junkyu!

Jihoon kemudian berujar,

"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Tuhan, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Junkyu melepas tautan tangan mereka, kemudian meraih sebuah cincin dari tempatnya yang sudah dipersiapkan sejak tadi. Tatapan mereka kembali bertubrukkan, ah rasanya tak dapat Junkyu gambarkan. Sebuah euforia yang membawanya menuju kayangan, Junkyu menggila karena Jihoon.

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang