EOTH; 21

372 54 8
                                    

21; Kehidupan Ketiga Junkyu

•chapter twenty one; start•

"Kenapa kita nggak menjalani hubungan itu lagi?"

Sebuah belaian pada rahangnya membuat Junkyu menatap wajah menggoda itu dengan tatapan tajam. Menyentak tangan yang lebih mungil darinya, hingga mendorong tubuh pria itu dari pangkuannya. Junkyu benar-benar muak dengan segala tindakan Mashiho yang semakin tidak masuk akal.

"Gue nahan diri buat nggak bunuh Lo karena gue masih butuh bantuan Lo sampe gue berhasil bunuh seluruh aimofagos. Tapi Lo lama-lama kenapa malah ngelunjak?!"

Mashiho hanya terkekeh, bangun dari jatuhnya dan menatap Junkyu yang masih duduk diam di kursinya. Membersihkan debu yang menempel di beberapa bagian pakaiannya, Mashiho mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang berhadapan langsung dengan calon pemimpin lathrothires ini.

"Gue kira Lo akan tergoda, atau belum? Gue nggak tau, tapi bisa aja kan tragedi masa lalu kembali terjadi?" ujar Mashiho tersenyum miring.

Junkyu menggeram, "Semua yang Lo ucapin itu nggak akan pernah terjadi."

"Siapa tau kan? Kenapa Lo kayak ketakutan gini? Oh? Atau jangan-jangan Lo ngerasain apa yang gue rasain?" tanya Mashiho beruntun dengan wajah terkejutnya.

"Jaga ucapan Lo!"

"Astaga, Lo takut ya kalo suatu saat nanti Lo jatuh cinta sama sosok aimofagos?" tanya Mashiho menyiramkan minyak pada api yang berkobar di atas kepala Junkyu.

Junkyu bangkit dari duduknya, "Gue udah punya pacar, dan hati-hati sama omongan Lo! Gue nggak akan pernah menjilat ludah gue sendiri! Karena gue lah yang ditakdirkan buat memusnahkan aimofagos!"

"Mimpi! Karena takdir itu akan selalu ngikutin Lo Kim Junkyu!" teriak Mashiho menatap punggung Junkyu yang semakin menjauh.

Junkyu mendecih dengan langkah yang terus berjalan, "Dia kira dia siapa? Manusia awam yang bahkan nggak tau cara sesosok lathrothires hidup, bangsat tuh anak!"

•••

"Kenapa nggak Lo bunuh aja? Kita masih punya buku itu kalo dia mati."

Doyoung berdiri di ambang pintu menatap Junkyu yang tengah berdiam di meja belajarnya. Terkejut, Junkyu kembali mengerjakan tugasnya seolah apa yang Doyoung katakan hanyalah angin lewat. Junkyu sangat malas menanggapi ucapan adiknya itu yang sebenarnya memang benar. Untuk apa ia mempertahankan Mashiho?

"Atau Lo beneran jatuh cinta sama dia?"

"Nggak usah ngomong aneh-aneh. Pergi sana, gue lagi nugas." bantah Junkyu.

Doyoung menyandarkan tubuhnya pada kusen, "Gue nggak tau yang dimaksud Mashiho itu kutukan atau emang dia cuma ngelantur. Tapi gue harap Lo jangan ngulangin kesalahan yang udah lalu bang."

Junkyu meremat bolpoin yang ada di genggaman tangannya, kenapa kedengarannya sangat menyebalkan dan menyakitkan secara bersamaan?

"Gue punya Jihoon. Dia manusia, setidaknya gue nggak berhubungan sama aimofagos seperti apa yang Lo takutkan." balas Junkyu mencoba menahan amarahnya.

Sebelah alisnya terangkat, "Gue yang akan pertama turun tangan disaat bang Jihoon yang nggak tau apapun itu harus terseret ke dalam kisah hidup kelam Lo."

Junkyu meletakkan bolpoinnya dengan kasar di atas meja dan menatap Doyoung menantang, "Siapa Lo?"

"Gue bukan lathrothires pecundang yang akan diem aja disaat manusia yang nggak bersalah itu harus ikut campur ke masalah yang Lo buat!" jawab Doyoung dengan yakin.

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang