13; Sejarah Itu Telah Dipalsukan?
•chapter thirteen; start•
"Kamu sudah melakukan yang terbaik, nak..."
"Papa?"
Junkyu segera berlari dan mendekap ayahnya yang berdiri di ambang pintu. Rasanya begitu lega melihat kehadiran pria yang selama ini memberikan amanat besar kepadanya selama hampir 4 bulan lamanya. Junkyu tersenyum, begitu lebar menyadari bahwa usahanya dalam memimpin kaumnya berjalan cukup baik.
Beberapa kali tepukan Junkyu rasakan pada punggung bidangnya, Tuan Kim merasa sangat bangga atas keberhasilan putranya demi keutuhan lathrothires, "Papa sangat yakin kamu pasti bisa, Junkyu..."
"Semuanya berjalan cukup baik, pa." balas Junkyu melepas dekapannya.
Tatapan Junkyu mengendu melihat luka yang ayahnya itu dapatkan pada beberapa sudut tubuhnya. Pasti semua pengorbanan lathrothires yang terjun ke lapangan benar-benar besar dan patut untuk diapresiasi. Mereka pergi, berkelana tanpa mengirimkan kabar demi segera memusnahkan hama dunia.
"Lathrothires masih baik-baik saja, tidak ada yang gugur. Kamu nggak perlu khawatir, luka-luka yang mereka dapetin akan sembuh dalam waktu dekat." jelas Tuan Kim melihat kekhawatiran di mata sang putra.
"Tapi, bang Hyunsuk pa?" lirih Junkyu.
"Setelah ini kakak kamu akan membaik." jawab Tuan Kim.
Keadaan Hyunsuk selama 4 bulan terakhir memburuk, bahkan Junkyu membayar seorang dokter ternama untuk merawat sang kakak secara pribadi di kediaman Kim. Namun sayangnya, dalam catatan medis keadaan Hyunsuk sangat baik seolah sakit yang si sulung rasakan tidaklah nyata. Hyunsuk selalu merintih kesakitan, hanya bisa terbaring lemah di atas ranjangnya.
Junkyu tak mengizinkan siapa pun selain Nyonya Go untuk memasuki kamar Hyunsuk, termasuk Yoshi yang merupakan kekasih kakaknya.
"Bagi para lathrothires yang mendapatkan luka atas titah yang diturunkan, saya akan membayar semua pengobatan kalian... Sekali lagi saya sangat berterimakasih atas semua hadirin yang telah ikut berpartisipasi dalam misi ini." ujar Junkyu di hadapan para lathrothires yang berkumpul di aula kediaman keluarga Kim.
Setelah rentetan kalimat panjang Junkyu lontarkan di atas mimbar, pria itu segera menurunkan mic nya sebelum melangkahkan kaki menuruni mimbar. Digantikan oleh Tuan Kim selaku pemimpin asli dari kaum lathrothires yang akan kembali menyandang gelarnya yang sempat diemban oleh putra keduanya.
"Liat kan? Gue masih hidup sampe sekarang." Junkyu menatap ke arah sumber suara dimana Doyoung saat ini berada.
Adiknya itu tersenyum sombong ke arahnya, bisa Junkyu rasakan sedikit aura ketengilan dari pemuda dengan luka di sepanjang dahinya itu. Ya seperti yang ia katakan, Doyoung masih hidup dan hal itu membuatnya merasa begitu bangga di hadapan kakaknya.
"Syukur kalo gitu, gue nggak perlu susah-susah ngadain pemakaman buat Lo." balas Junkyu, menyebalkan.
"Babi Lo, bang." umpat Doyoung meninju lengan kakaknya main-main.
"Lo nggak akan mati semudah itu, Doy. Lo itu lathrothires dominan." ujar Junkyu yang Doyoung yakini terdapat sarkasme di dalamnya.
"Lo udah liat aimofagos yang kita tangkep?" tanya Doyoung mengganti topik.
Junkyu menggeleng, "Belum, dalam kurun waktu 4 bulan berhasil nangkep sekitar 20 aimofagos itu pencapaian luar biasa. Gue nggak bisa bayangin hal-hal berat apa yang udah kalian lalui."
"Nggak susah kok, paling hampir mati aja gara-gara mereka beringas." balas Doyoung.
"Itu yang gue takutin selama gantiin papa jadi pemimpin, Doy. Gue takut kalian semua kenapa-kenapa disaat kalian sama sekali nggak bisa ngirim kabar di tengah misi." jelas Junkyu mengungkapkan isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
Fiksi PenggemarAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...