EOTH; 15

424 59 17
                                    

15; Kemesraan Pagi Menjelang Siang

•chapter fifteen; start•

"Lama banget Lo, njir. Lo ngapain- eh?"

Jeongwoo spontan terdiam di ambang pintu kala melihat keberadaan seseorang yang tak asing lagi baginya. Jihoon pulang, tapi kakaknya itu tidak sendiri. Melainkan ada Junkyu yang berdiri di belakang kakaknya dengan tangan penuh kantong plastik yang Jeongwoo yakini adalah barang-barang belanjaan kakaknya.

"Loh? Kok ada dia?"

"Heh, yang sopan. Minggir Lo." peringat Jihoon mendorong pundak Jeongwoo agar ia bisa masuk ke dalam rumah.

"Eh Lo mau ngapain? Sini biar gue aja yang bawa masuk, Lo pulang gih." ujar Jeongwoo menghentikan Junkyu yang ikut menyusul langkah Jihoon.

"Biarin dia masuk, Woo!" teriak Jihoon dari dalam yang membuat Junkyu tersenyum menang.

"Tuh denger kan? Minggir, gue mau masuk." ujar Junkyu yang mengundang dengusan kasar dari adik kekasihnya itu.

Iya kekasih, Jihoon akhirnya mengiyakan tawaran Junkyu untuk dijadikan kekasih beberapa saat lalu.

"Dih? Tuh orang nyebelin banget." gerutu Jeongwoo setelah Junkyu berlalu masuk ke dalam rumah.

Sedangkan disini sepasang kekasih baru itu berada, di dapur dengan keheningan canggung yang mereka rasakan. Jihoon yang sedang sibuk dengan lemari penyimpanan dan Junkyu yang berdiri seperti orang bodoh di sudut dapur. Pria Kim itu hanya menatap punggung Jihoon yang sibuk mondar-mandir di dalam dapur.

"Aku pengen bantuin." ujar Junkyu tiba-tiba.

Jihoon menatap Junkyu dengan alis terangkat, "Aku?"

Junkyu terkekeh, "Udah pacaran mosok manggilnya pake lo-gue?"

"Aneh, Kyu." protes Jihoon.

"Terus apa? Saya-anda?" tanya Junkyu, menyebalkan.

Jihoon tergelak, "Ya udah terserah Lo aja, senyamannya."

"Gue lebih nyaman manggil sayang, gimana?"

"Enyah Lo, Kim Junkyu!" kesal Jihoon melempar kacang polong ke arah kekasihnya itu.

Dan inilah yang terjadi dengan Jeongwoo, mematung tak menyangka atas apa yang baru saja ia dengar. Apa? Kakaknya yang seorang jomblo selama hidupnya kini sudah memiliki kekasih? Dan lagi, kenapa harus Junkyu? Apakah tidak ada orang lain lagi di dunia ini sehingga kakaknya itu memilih sesosok seperti Junkyu?

Bukan, bukan berarti Jeongwoo mengatai Junkyu. Tapi, masih banyak manusia di dunia ini kan selain Kim Junkyu?

"Bang? Maksud kalian apa?" pertanyaan Jeongwoo membawa Jihoon dan Junkyu ke dunia nyata.

"Kenapa?" justru ini yang Jeongwoo dapat dari kakaknya.

Jeongwoo menatap ke arah dua pria di hadapannya bergantian, "Kalian? Pacaran?"

Baru saja Jihoon ingin menjawab, namun tertahan kala secara tiba-tiba Junkyu merangkul dirinya dan melempar senyum menyebalkan ke arah sang adik.

Junkyu tersenyum sombong, "Iya kita pacaran, kenapa?"

Benar saja, Jeongwoo menatap Jihoon meminta penjelasan. Karena sungguh, semua ini sangat mendadak bagi dirinya. Bayangkan, Jihoon tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia sedang dekat dengan pria Kim ini. Bagaimana bisa sekarang mereka menjadi sepasang kekasih? Apakah ia tertinggal banyak kisah?

Jihoon menghela nafas seraya mengangguk pelan, "Iya, kita pacaran."

"Kok bisa?"

"Ya karena kita saling suka. Gitu aja nggak tau." Junkyu yang menjawabnya.

Ending of The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang