16; Semua Ini Bermula Karena Cinta
•chapter sixteen; start•
"Sekarang Lo boleh ketemu sama bang Hyunsuk, dengan catatan jangan terlalu banyak skinship. Ngerti?"
Yoshi mengangguk paham dengan binar kebahagiaan di kedua matanya, "Ngerti, gue boleh masuk sekarang kan?"
"Silahkan." ujar Junkyu mempersilahkan calon kakak iparnya itu untuk masuk ke dalam kamar Hyunsuk yang memang sengaja ia batasi selama 4 bulan terakhir.
Melihat pintu kamar itu kembali ditutup, Junkyu beranjak pergi dari sana. Meninggalkan sepasang kekasih yang saling menebus rasa rindu mereka yang sebetulnya menyiksa. Bayangkan saja kalian tidak bisa menemui seseorang yang begitu kalian sayangi dalam waktu yang tidak singkat. Itu yang Yoshi dan Hyunsuk rasakan saat ini.
Yoshi menatap kekasihnya yang tersenyum ke arahnya dengan tubuh lemas di atas kasurnya. Dengan segera ia menghampiri ranjang dan duduk di tepiannya. Meraih sebelah tangan Hyunsuk untuk ia genggam lembut juga ia usap.
"Maaf, aku baru bisa dateng sekarang." lirih Yoshi merasa sangat bersalah.
Dijawab gelengan oleh lawan bicaranya, "Nggak usah minta maaf, kamu nggak salah. Aku tau kalo Junkyu yang ngelarang kamu kesini."
"Junkyu sayang banget sama kamu, dia nggak mau terjadi hal-hal buruk sama kamu." balas Yoshi.
"Aku tau. Tapi aku nggak nyangka aja kalo calon kakak iparnya juga dilarang kesini." ujar Hyunsuk terkekeh lirih.
Pipi Yoshi bersemu mendengar ujaran kekasihnya yang menyinggung masalah pernikahan secara terang-terangan seperti ini, "Calon kakak ipar ya?"
Hyunsuk membalas genggaman tangan Yoshi dan memberikan senyuman yang begitu manis, "Kita bisa ngadain pernikahan secepatnya setelah aku sembuh total. Nggak papa kan?"
"Apa yang perlu dipermasalahin? Nggak ada, sayang. Mau nunggu selama mungkin, kalo tujuannya kamu pasti aku akan sabar." jawab Yoshi yang membuat hati Hyunsuk seketika menghangat.
"I wanna kiss you now." ujar Hyunsuk tiba-tiba.
"Now?" beo Yoshi sedikit terkejut dengan permintaan sang kekasih.
Hyunsuk mengangguk seraya bangkit dari tidurnya. Tanpa banyak basa-basi ia menarik tengkuk Yoshi dan menyatukan dua bilah bibir mereka ke dalam suatu cumbuan panas penuh kerinduan. Saling menyalurkan rasa cinta dengan begitu lembut, menikmati setiap pergerakan yang menimbulkan euforia tersendiri di hati mereka.
Tinggalkan sepasang kekasih penuh kerinduan itu, biarkan mereka saling menyalurkan kasih sayang mereka disana. Sekarang lihatlah betapa bosannya kehidupan seorang Kim Doyoung di ruang tengah kediaman keluarga Kim ini.
Tubuhnya terkapar tak berdaya di atas sofa dengan tatapan yang menatap menerawang ke langit-langit ruangan. Doyoung bingung apa yang harus ia lakukan untuk mengisi kekosongan harinya setelah pemburuan aimofagos itu dihentikan. Tak ada yang bisa ia lakukan selama kakinya itu tak melangkah keluar kediaman.
"Bosen banget." gumam Doyoung seraya mengayunkan kakinya.
Hingga tatapannya terjatuh pada ponsel berwarna abu-abu yang berada di atas meja. Apakah lebih baik ia mengundang Junghwan kemari dan bermain bersama? Tapi apakah hal itu patut dilakukan setelah selama 4 bulan lamanya ia tidak membalas pesan-pesan dari pemuda So itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
FanfictionAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...