11; Kehangatan Itu Perlahan Menghilang
•chapter eleven; start•
Menjadi pemimpin bukanlah hal asing di telinga Junkyu, dan menjadi pemimpin bukanlah suatu kemustahilan yang akan terjadi di kehidupan Junkyu.
Tapi jika secepat ini? Siapa yang akan siap menjadi suatu pemimpin kaum di usianya yang masih begitu muda? Meskipun hanya sementara, namun tugas yang akan Junkyu emban bukanlah main-main.
Singkatnya, Junkyu belum siap dengan semua itu.
Dan lagi, keputusan ayahnya tentang Doyoung benar-benar membuat batinnya tersiksa. Doyoung masih kecil, tak seharusnya Tuan Kim menariknya ke dalam permasalahan besar yang berkonsekuensi pada nyawanya.
Disinilah Junkyu berada, di dalam mobilnya hendak menjemput sang adik dari sekolah. Tatapannya tak juga beralih dari gerbang sekolah yang terbuka lebar. Rasanya begitu campur aduk kala menyadari bahwa malam ini juga Doyoung dan ayahnya akan memulai pemburuan mereka.
Junkyu segera keluar dari mobilnya kala melihat beberapa siswa sekolah itu keluar dari gerbang. Pria Kim ini sengaja berdiri di dekat pos satpam agar Doyoung bisa melihatnya dengan jelas.
Dan benar saja, Doyoung datang bersama Junghwan di sampingnya. Namun entah apa yang dipikirkan Doyoung, Junkyu bisa melihat sang adik sempat menghentikan langkahnya kala menyadari keberadaannya.
"Balik duluan aja, kayaknya bang Junkyu disuruh jemput gue." ujar Doyoung singkat sebelum ingin meninggalkan Junghwan seorang diri.
Junghwan menghela nafas berat, "Doy?"
"Kenapa?" tanya Doyoung mengurungkan niatnya.
"Tetep hidup ya?"
"Anjing banget Lo, dikira gue mati ntar malem?" umpat Doyoung yang dibalas desisan lirih Junghwan.
"Gue kan khawatir sama Lo. Bokap gue juga ditugasin ntar malem, jadi double khawatirnya." jelas Junghwan.
Doyoung terkekeh dan menepuk pundak temannya itu beberapa kali, "Santai aja, gue sama bokap Lo lathrothires dominan kok."
Junghwan mengangguk lesu, "Ya udah sana buru samperin abang Lo, kasian udah lumutan di pos satpam."
"Iya, Lo hati-hati pulangnya!"
Junghwan memperlihatkan ibu jarinya sembari berlalu pergi menuju dimana motornya berada. Meninggalkan Doyoung yang masih menatap punggung lebar sahabatnya ini dengan senyuman penuh arti. Kemudian Doyoung kembali melanjutkan langkahnya menghampiri sang kakak di depan sana.
"Kok tumben? Disuruh papa?" tanya Doyoung.
Junkyu menggeleng, "Enggak, gue cuma mau ngajak Lo keluar."
"Hm? Ngapain?"
"Udah ntar liat aja." balas Junkyu berjalan terlebih dahulu menuju mobilnya.
Sebuah cafe yang terdapat di lantai puncak sebuah gedung, tempat ini yang menjadi tujuan Junkyu membawa adiknya. Sudah sekitar 15 menit dua kakak beradik ini saling diam, menikmati keheningan juga dentingan piano yang begitu lembut memasuki telinga mereka. Juga ditemani minuman hangat yang berada di tangan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending of The Hell
FanficAimofagos itu tidak nyata, namun orang-orang selalu membicarakannya. *** Kota Madison dilanda sebuah teror aneh yang telah banyak merenggut nyawa warganya. Begitu aneh teror yang terjadi membuat orang-orang berpikir bahwa aimofagos benar nyata keber...