Part 43

431 57 20
                                    


Hallo semuanya...
Kayanya ini udah terlalu lama,
Jadi kalau kalian lupa alurnya,
bisa baca part sebelumnya dulu yaa....
Enjoy the story guys....

Tak ada yang menarik selama perjalanan pulang, Bila yang lebih memilih untuk terlelap selama perjalanan. Dan percakapan singkat Mas Ferdi dan Nando tentang beberapa topik lalu lintas yang mereka lewati, hanya itu yang terjadi dalam mobil.
Mas Ferdi memang mencoba beberapa kali membantu mencairkan suasana , berharap dia bisa membantu merubah situasi yang ada di depannya saat ini. Namun sayang, usahanya tidak dapat banyak merubah suasana di depannya.

Bila memang tidak terlihat marah ataupun sedih yang dapat dengan jelas dinilai dari raut wajahnya, namun dari sikapnya yang memilih lebih banyak diam tentu itu lebih jelas menggambarkan perasaan nya sekarang.
Nando yang berusaha untuk tetap tenang dan fokus mengemudi memilih menyimpan rasa tidak nyamannya sendirian.
Dia tidak ingin menambahkan percikan api masalah dalam situasinya sekarang, berpura-pura sibuk dengan jalanan di depannya menjadi pilihan yang paling tepat menurut nya.

Begitu sampai di depan rumah Bila, Nando membantu Mas Ferdi membawa beberapa barangnya . Mas Ferdi sudah mengingatkan Nando untuk tidak perlu membantunya karena  bermaksud tak ingin merepotkan lebih banyak, tapi tentu saja Nando enggan menurutinya. Dan Mas Ferdi hanya bisa mengikuti keinginan Nando setelahnya.

Berbeda hal nya dengan gadisnya, dia menghentikan tangan nando ketika hendak membantu nya membawakan koper miliknya.
"Gapapa, aku bisa sendiri. " Ujarnya, dengan nada dingin.
Jika saat ini Nando merasakan sesuatu yang sedikit melukai hatinya, perasaan itu tidak berlebihan bukan? . Nando memilih untuk tidak mendebat ataupun menggoda Bila untuk apapun yang dia ingin lakukan selama perjalanan pulang hingga sampai ke rumah.

Ada banyak pertanyaan muncul di kepalanya, namun ada lebih banyak perasaan emosional yang lebih mengganggu pikirannya.
Pada akhirnya dia juga manusia biasa bukan?, bersikap seolah-olah selalu bisa menangani semuanya untuk tetap baik-baik saja tak selalu bisa dia lakukan setiap saat dengan sempurna.

"Masuk ke dalam dulu Nand.. " Ujar Mas Ferdi begitu selesai dengan menyimpan barang-barang mereka lebih dulu ke dalam rumah.

"Emm.. Engga usah Mas, Bila mau ngobrol sama Nando diluar. " Ujar Bila yang tiba-tiba muncul  di depan pintu rumah dengan dua cangkir teh hangat yang dia bawa dengan nampan.

"Bila udah bikinin juga buat Mas Ferdi satu di dalam. " Sambungnya,

Jelas artinya Bila memang menginginkan pembicaraan privasi dengan Nando, dan Mas Ferdi pun sama sekali tak berniat untuk mencegah atau mengganggu nya.

"Hemm.. Okee, kalo gitu saya ke dalam duluan ya Nand..
Rehat dulu disini sebentar yaa..
Thankyou sekali lagi... " Ujar Mas Ferdi sambil menepuk bahu Nando.

"Okee Mas, santai aja gapapa.. " Jawab Nando yang masih bisa tersenyum dengan tulus.

"Kita ngobrol di depan ya. " Ujar Bila mendahului Nando untuk duduk di depan teras rumahnya.

"Okee.. " Jawab Nando yang masih tetap tersenyum dan mengikuti langkahnya.

"Diminum.. " Ujar Bila memberikan teh hangat yang sudah dia buatkan.

"Ohiya.. Makasih ya.. " Jawab Nando menerimanya.

Nando menerima teh hangat itu dan dengan senang hati meminumnya, namun pandangan matanya tak luput dari gadis yang sedang duduk disamping nya sekarang.
Jika ada buku khusus untuk mempelajari bagaimana cara arah berpikir wanita, mungkin Nando akan mempelajari itu dan menerapkannya untuk situasinya sekarang.

"Makasih sebelumnya, tapi kamu ga perlu repot-repot sebenernya." Ucap Bila dengan masih menatap lurus ke depan.

Nando yang baru saja meniup teh nya yang masih mengeluarkan asap, tiba-tiba melupakan teh nya dan menyimpan seluruh atensinya pada Bila.
Harapnya, gadis itu mulai membicarakan sesuatu dengannya.

"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang