"Kenapa sih Mas? " Ujar Bila begitu memasuki kamar lebih dahulu yang di susul oleh Mas Ferdi.
"Kenapa apanya? Apa sih Bil?
Kenapa?? Kok kamu tiba-tiba ngajak Mas ngobrol ke dalem gini, gaenak sama Nando di depan. " Jawab Mas Ferdi dengan nada khawatir."Harusnya sebelum Mas Ferdi nyuruh Nando jemput kesini, Mas Ferdi pertimbangkan itu dulu sebelumnya. " Jawab Bila tegas.
"Loh maksudnya?
Kamu kenapa sih Bil tiba-tiba? " Tanya Mas Ferdi merasa heran."Kan kamu sendiri yang bilang sama Mas , Nando mau anterin kita berangkat awalnya.
Terus kamu yang bilang gajadi.
Berikutnya Nando ngehubungin Mas dulu.
Mas kasih info sewajarnya, apa yang salah?
Kalian lagi ada masalah?
Mas gatau apa-apa.. ""Kalau memang kalian lagi ada masalah,
Ya coba kamu jelaskan baik-baik sama orang nya. Selesaikan secara dewasa.
Jangan mendadak kekanak-kanakan kaya gini... " Ujar Mas Ferdi yang masih menggunakan nada lembutnya saat bicara."Kekanak-kanakan? " Tanya Bila.
"Bukan aku yang ke kanak-kanakan. "
"Tapi Mas Ferdi yang selalu ngelihat aku seperti seorang anak-anak.
Gabisa mengambil keputusan nya sendiri,
Selalu ter-arahkan, ter-awasi, dinilai gabisa.
Dan Mas selalu mengambil sikap untuk memastikan aku akan baik-baik aja dengan cara Mas... " Sambung Bila yang membuat Mas Ferdi menatapnya tak percaya."Bil?? "
"Kamu ngomong apasih? "
"Kamu sadar ga yang kamu omongin tadi semua? "
"Kenapa sih kamu tiba-tiba? "
"Apaa dimana letak kesalahan Mas sebagai kakak kalau memang pengen memastikan kamu aman, dan selalu dalam keadaan baik?". Tanya Mas Ferdi dengan sedikit mendesak." TAPI MAS LUPA,
GA SEMUANYA DI DUNIA INI BISA SELALU DALAM JANGKAUAN MANUSIA TERMASUK MAS FERDI." tutup Bila lalu segera pergi keluar dari kamarnya lebih dulu.*****
Adu argumen-nya dengan Mas Ferdi masih terngiang-ngiang di kepala Bila. Perasaan bersalah, khawatir, takut, tidak nyaman, rasanya muncul bersamaan dalam hatinya.
Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya dia menyesali semua yang dia katakan pada kakaknya.
Menurutnya tidak seharusnya dia mengatakan semua hal itu, dan mengungkapkan kegundahan di hatinya secara berlebihan.
Tapi sayang, dia tak mampu membendung beban di hatinya lagi kemarin.Jika biasanya dalam situasi seperti ini,
Bila bisa kapanpun datang ke kamar kakaknya dan memintanya untuk duduk bersamanya di ruang TV dan bicara bersama, kali ini dia harus menikmati perasaan sedih nya itu sendirian.
Ingin sekali rasanya dia berteriak, mengungkapkan pada isi dunia segala hal yang singgah dikepalanya. Namun yang terjadi sekarang dia justru sedang menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Dan menangis tanpa suara.Bila bukan gadis yang tak mengenal dirinya sendiri, dia tau bahwa dia gadis yang kuat, terampil, percaya diri namun juga penyayang dalam satu raga.
Tapi jika menyangkut tentang kakaknya, dan juga masa lalunya entah kenapa itu mampu melemahkan nya di waktu yang bersamaan.Di sisi lain, tersirat pikirannya tentang Nando. Mengapa pria itu bersikeras hadir dalam kehidupannya sekarang, mengapa dia memberikan Bila seolah akan ada hal baik yang dia bawa untuk nya.
Mengapa dia ingin sekali repot-repot bergelut dengan masalahnya, tak peduli seberapa keras Bila menutupi dan menghindari nya.
Tanpa Bila sadari, sebenarnya dia sudah memperdulikan Nando lebih dari hanya sekedar teman dekatnya.
Dia takut, Nando akan terluka juga karena dirinya yang masih belum selesai dengan segala permasalahannya.
Bila tak ingin dikasihani, atau bahkan di anggap mendramatisir keadaan oleh orang lain. Dia menyimpulkan hal itu, karena dia tau benar tak ada satupun yang benar-benar akan mengerti posisinya.
Dan dia juga tidak ingin memohon pengertian itu dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Hugging The Wound" // 'Memeluk Luka'
Fanfic"Aku tak akan membiarkanmu tenggelam sendirian, sekalipun kamu tak mempercayainya, akan tetap ku yakinkan. Kita bisa berdamai dengan semua keadaan, bahkan berjalan bersama kedepan". - Ernando. Haii ini cerita fanfiction pertamaku, awal aku mula...