39. GUS REZI

1.6K 140 7
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)

Happy reading 🦕✨❤️


Setelah meninggalkan Gus Rezi yang terduduk lemah,Ziya kembali ketempat semula dan doa yang dikumandangkan di kembali dibawah payung-payung yang berdiri didepan Masjid Nabawi.

Berdoa dengan kekhusyukan,dan sesekali menatap antariksa yang masih dalam kegelapan malam.

"Ya Allah,jika dia adalah jodohku maka pertemukan kembali diriku pada dirinya." Perlahan doanya terucap dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

Begitupun dengan Gus Rezi duduk termenung di tempat yang sama. "Ya Allah, ampunilah hamba yang telah menyakiti kalbunya, janji ku kepadamu untuk menjadi pembimbing telah ku langgar,maka hamba hanya meminta agar doanya terkabulkan sesuai dengan pintanya dan ridho mu."

Raga kita sangatlah Aksa.
Namun, Cinta kita selalu menjadi Amerta.
Belenggu yang terhubung melalui doa
Dan Renjana selalu menjadi Akara.
~ Muhammad Rezi Al-maliki

"Saya akan melepaskan dirinya dengan ikhlas jika kami bukan jodoh yang engkau tulis dalam takdir." Tanpa mereka sadari,doa mereka terucap bersamaan.

Mereka berdua terus berdoa dengan penuh keyakinan, tidak mengetahui bahwa doa mereka sedang saling bertemu di hadapan Allah SWT. Dalam diam, Allah mendengar kerinduan dan keikhlasan yang terpancar dari hati mereka.

Beberapa waktu kemudian, Ziya dan Gus Rezi kembali bertemu di tempat yang sama, di antara tiang yang kokoh menjadi penegak benda besar yang akan menutup kepala. Keduanya saling memandang, dan tanpa kata-kata, mereka merasakan bahwa doa mereka telah terkabul.

Di hadapan Allah di tempat yang suci, waktu seakan berhenti sejenak. Ziya dan Gus Rezi, tiba-tiba bertemu kembali di tempat yang paling tidak terduga. Mata mereka terbelalak, jantung mereka berdetak cepat, seakan sinkron yang mereka rasakan dalam momen sakral tersebut.

Ziya hampir tidak bisa mempercayai penglihatannya. Gus Rezi,kini berdiri di depannya, mengulurkan tangan dengan lembut. Perlahan-lahan, Gus Rezi mendekatinya dan memegang kedua pundak Ziya.

"Kali ini saya mohon, jangan pergi dulu. Biarkan saya memiliki waktu untuk menjelaskan semuanya. Jika suatu saat berakhir dengan perpisahan, maka saya akan menerima itu dengan hati yang lapang," ucap Gus Rezi dengan lembut, membuat Ziya merasa hangat di dalam jiwanya.

Ziya akhirnya memutuskan untuk duduk dan memberikan kesempatan kepada Gus Rezi. Mereka duduk bersama,dan hanya memalingkan wajahnya.

"Saya masih berhak atas dirimu, kebahagiaanmu bahkan dunia akhiratmu. Maka berikan waktu kepadaku untuk membahagiakanmu, sedikit saja," lanjut Gus Rezi dengan suara penuh harapan.

Ziya terdiam. "Ceritanya berawal dari dirimu sendiri," kata Gus Rezi perlahan, "ketika kamu memiliki masalah, aku terheran-heran melihat istriku ini dan teman-temannya berjalan ke arah perumahan pesantren yang baru dibangun dan dibeli oleh seseorang yang tidak dikenal oleh pihak keluarga."

GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang