اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّۚ"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)Happy reading 🦕✨❤️
Wajah memerah, dada terasa sesak, alis berkerut, mulut terbuka dengan bibir atas terangkat, dan sudut diturunkan. Itulah ekspresi yang terpancar jelas dari Ziya saat ia duduk sendirian di tengah keramaian. Matanya terpaku menatap langit yang cerah, namun pikirannya sedang diselimuti oleh kegelapan.
Meskipun berada di keramaian di Raudhah, Ziya merasa kesepian. Ia merasa seakan-akan dunia berhenti berputar dan semua orang di sekitarnya hanya bagian dari latar belakang yang tidak bermakna. Tetapi, di tengah kehampaan itu, Ziya merasa tenang. Rasanya,dalam kesendiriannya kali ini serasa lebih damai.
"Tenang itu berada di keramaian namun tidak satupun dari mereka mengenal ku," bisik Ziya pada dirinya sendiri sambil tersenyum tipis. Ia sadar bahwa kesendirian yang sedang ia rasakan sebenarnya adalah anugerah.
Ketika Ziya melirik ke arah kanan, ia melihat sepasang orang tua sedang duduk bersama sambil menikmati kebersamaan untuk menunggu antrian masuk ke Raudhah. Mereka tersenyum bahagia, meskipun wajah mereka sudah dipenuhi keriput dan rambut mereka sudah memutih.
Lama Ziya duduk memandangi pasangan tua yang sedang duduk berdua, tersenyum dan berbicara dengan penuh kehangatan di taman.Mereka terlihat begitu bahagia dan mesra, mengingatkan Ziya pada saat-saat indah bersama suaminya dahulu.Mengingat kembali kenangan manis itu membuatnya tersenyum getir, namun tiba-tiba bayang-bayang kejadian yang sedang ia hadapi kembali muncul di pikiran.
Sudah beberapa hari ini Ziya merasa hidupnya hancur berantakan karena keputusan suaminya untuk menikah kembali dengan wanita lain.Hatinya hancur dan terluka, ia merasa seperti hancur oleh keputusan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Bagaimana mungkin suaminya yang dulu begitu mencintainya bisa menjatuhkannya seperti ini? Bagaimana mungkin cinta mereka yang dulu begitu tulus dan abadi bisa berakhir seperti ini? Ziya terisak pelan, memikirkan betapa sulitnya dia untuk menerima kenyataan ini.Ia merindukan saat-saat bahagia bersama suami, saat mereka saling mendukung dan menyayangi satu sama lain.Namun kini semua itu meninggalkan kenangan yang hanya membuat hatinya semakin terluka.
"Tau gak mas? Menangisi luka yang diciptakan oleh orang yang kita cintai adalah titik rasa sakit yang tidak bisa diutarakan dengan lisan dan melekat hebat menjadi luka di hati kecilku," lirih Ziya, air mata berlinang di pipinya.
Ia merasa begitu lemah dan hampa, tidak tahu harus berbuat apa lagi di tengah kehancuran rumah tangganya.Melihat pasangan tua di depannya saja membuatnya semakin teringat akan kebahagiaan yang pernah ia miliki bersama suaminya.Namun kini semuanya telah berubah, semua itu hanya tinggal kenangan indah yang semakin membuatnya terluka.
"Mas., lihatlah istrimu sekarang, aku selemah ini untuk menghadapi keadaan jika kita dipertemukan kembali," ucap Ziya penuh kesedihan, mengingatkan suami yang kini telah menjauh dan meninggalkannya.
Namun, tiba-tiba Ziya tersentak ketika melihat sebuah rombongan umroh yang sedang melintas di depannya. Dia melihat suami dan keluarganya sedang berjalan bersama-sama, dan hatinya sesak saat melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRLS
Ficção AdolescenteDISINILAH PERTEMUAN DARI ZIYA QUROTUL A'YUN. Ziya Qurotul A'yun, seorang perempuan cantik yang mendalami ilmu agama dan juga ketua geng motor, menemukan sahabat sejatinya. Ziya bertemu dengan tiga sosok wanita yang kelak akan menjadi sahabatnya dala...