45. GIRLS - HAMIL

985 66 2
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)

Happy reading 🦕✨❤️


Di tengah suasana kelam di pemakaman yang sunyi. Pria paruh baya itu, dengan mata penuh amarah, berdiri di depan wanita yang sepertinya telah kehilangan segalanya. Ia menarik dengan keras pergelangan wanita itu.

"Sudah cukup!" teriaknya lagi, suaranya pecah menembus keheningan. "Sekarang? Kamu baru menangis? Kemana saja kamu membuang anakku begitu kejam kedalam pesantren sendirian?"

Wanita itu, menatap pria itu dengan mata penuh kesedihan. "Mas, aku...," suaranya terputus oleh isak tangis.

"Namun, kau melakukannya!" Dia melangkah maju, jaraknya kini hanya beberapa langkah dari wanita itu. "Kau melepaskannya ke pesantren, seolah-olah dia adalah beban!"

"Bahkan kamu? Tidak menghadiri pernikahan anak yang pernah kamu cintai melebihi dirimu sendiri! Dan setelah kamu tau itu anak kandung ku bersama wanita lain,kamu membencinya?kamu kejam terhadap dirinya!" lanjut pria paruh baya itu.

Ia terdiam, merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah ia inginkan. Ketidakpastian, rasa bersalah, dan ketakutan menggerogoti jiwanya.

"Kamu saya talak tiga!" Rasa emosinya mengalahkan semuanya.

Bagaimana dengan kondisi Gus Alfa?

Saat ini ia berada di kamarnya,ruangan yang dulunya penuh tawa dan cerita kini menjadi sunyi, dan setiap sudut mengingatkan pada kehadiran orang tersebut. Rasa sunyi ini sering kali membuat seseorang merasa terasing dari dunia di sekitarnya.

(...)

Gus Alfa duduk di depan makam yang tertata rapi sambil menaburkan aneka bunga di tanah yang sudah dibentuk.Ia menuangkan air dari ujung batu nisan, memastikan untuk memperhatikan setiap detailnya.Ia pun mencium ujung batu nisan yang bertuliskan nama indah "Syifa Nur Jannah".

"Sudah 40 hari berlalu ya,sejak kamu meninggalkan mas," bisiknya sambil membelai batu nisan dengan lembut.

"Sampai jumpa di Jannah, ya sayang," Gus Alfa mulai menitikkan air mata yang tak terkira.

"Aku mau minta izin untuk pergi ke Tarim buat belajar agama di sana, doain aku ya biar aku nyaman di sana, dan kalau kita kangen, kita ketemu di mimpi aja, ya?" Kini air matanya sudah bercampur dengan senyum.

"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh sayangku. Mas akan terus menerus mendoakan mu," ucap Gus Alfa lirih.

Ia bergegas berdiri,dan berbalik arah. Berjalan langkah demi langkah, hingga nisan itu terlihat kecil dari kejauhan. "Ditinggalkan seseorang yang kita cintai adalah ujian hidup yang sangat berat," suara yang begitu lirih meninggalkan pesan untuk dirinya sendiri.

"kebahagiaan yang sederhana itu ketika mendapatkan dirimu menjadi bagian hidupku, kesedihan yang begitu pedih? kurangnya kesadaran ku ketika 'apa yang dititipkan Allah padaku SEGALANYA adalah titipan, kapanpun Allah mau mengambilnya, siap dan tak siap. ikhlaslah yang menjadi akhir."

GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang