11. GIRLS - GENTLEMAN

4.1K 196 22
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ



فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)

Happy reading 🦕✨❤️

Gus Rezi terdiam sejenak, mencoba memproses pertanyaan yang dilemparkan oleh Ziya. Ia tidak pernah menyangka bahwa topik ini akan muncul dalam percakapan mereka. Ia mencoba mencari jawaban yang tepat, namun rumus rumit tentang wanita yang selalu menghantuinya membuatnya semakin bingung.

"Hubungan?" tanya Gus Rezi dengan hati-hati.

Ziya mengangguk, namun tatapan tajamnya membuat Gus Rezi merasa sedikit tidak nyaman. Ia merasa seperti sedang diuji, namun ia tetap berusaha menjawab setiap pertanyaan dengan jujur.

"Iya, bagaimana perasaanmu terhadap Ning Sania?" tanya Ziya lagi.

Gus Rezi terdiam sejenak, mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk diungkapkan. Ia tahu bahwa jawabannya akan mempengaruhi arah percakapan mereka selanjutnya.

"Hubungan apa yang kamu maksud sayang?" tanya Gus Rezi yang masih keheranan.

Ziya tersenyum lega mendengar jawaban Gus Rezi. Ia tidak lagi merasa cemas tentang hubungan mereka setelah mendengar jawaban mantan hubungan Gus Rezi. Mereka pun melanjutkan percakapan mereka dengan lebih hangat dan akrab.

Gus Rezi tersenyum dalam hati, merasa lega bahwa ia telah melewati ujian tak terduga tersebut. Ia tahu bahwa rumus-rumus yang rumit mengenai hubungan tidak selalu bisa menjelaskan apa yang sebenarnya ada di dalam hati seseorang.

"Kan dulu mas suka sama Ning Sania?" tanya Ziya.

"Suka?" Gus Rezi kembali terheran-heran dengan pertanyaan Ziya.

"Iya," jawab ketus Ziya.

"Kapan sayang?" tanya Gus Rezi yang masih tertarik dengan pertanyaan Ziya, karena dia merasa tidak pernah menyukai Ning Sania.

Flashback

Satu tahun yang lalu, diadakan milad Pondok Pesantren Al Fatah.Kegiatan tersebut berlangsung meriah, dihadiri tamu undangan dari berbagai kalangan.Mulai dari para Masyayikh dan Tokoh-tokoh agama terkenal.

Keluarga besar Pondok Pesantren serta Orang Tua Santri dan warga sekitar juga ikut menyemarakkan kegiatan tersebut.Mereka semua bersatu dalam kebahagiaan yang tak terkira, merayakan usia ke-80 tahun pondok pesantren yang telah memberikan banyak nilai dan ilmu kepada generasi-generasi yang datang.

Di tengah keriuhan acara milad, Ziya bertemu dengan temannya seorang santriwati bernama Ning Tsania Marwa Usmani. Tsania berasal dari keluarga yang juga memiliki pondok pesantren sendiri, yaitu Pondok Pesantren Al-Iman di Kota Malang. Ning Tsania sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Fatah, tempat yang dihormati oleh masyarakat sekitar.

Saat itu telah usai acaranya, Ning Sania dan Ziya sedang membantu membersihkan halaman bersama santriwati.Mereka tertawa dan bercanda sambil menyapu dan membersihkan halaman.

GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang