Adegan Dewasa (21+)
***Apek dan Tala kini sedang berdua saja. Seperti pintanya tadi pagi, Apek ingin bicara dengan Tala empat mata. Keduanya saat ini berada jauh dari Balai Adat juga rumah-rumah penduduk. Mereka sedang ada di sebuah rumah pohon yang biasanya jadi tempat buat mengawasi keadaan Lembah Tarang.
Apek dan Tala sedang mengobrol bebas membahas masalah seks. Di hadapan mereka ada cangkir bambu dan teko gerabah berisi air nira.
"Kau mau tanya apa, Pek? Tanyalah, jangan malu-malu. Dang akan jawab."
"Dang gak marah kan kalau Apek bertanya yang jorok?" Apek agak malu juga ternyata.
"Enggak, tanya apa pun yang kau mau tahu!"
"Hemmm, Dang pertama kali ngentot umur berapa?" Apek mulai lepas bertanya.
"Umur 22, saat Dang meninggalkan lembah dan menikah dengan Raihana. Di situlah Dang pertama kali melakukannya." Jawab Tala jujur.
"Oo berarti Dang lepas perjaka saat benar-benar nikah. Pertama kali melakukannya, bagaimana perasaan Dang?"
"Pastinya berdebar-debar dan gemetar. Tapi karena sudah kewajiban dan nafsu ya harus dilakukan." Jawab
"Langsung pintar ngentot?"
"Enggak, Pek. Di malam pertama ya masih gaya biasa, laki di atas cewek di bawah. Setelah melakukan beberapa kali dan setelah baca-baca buku seks juga menonton film biru, baru Dang bisa nyoba gaya lain." Jawab Tala dengan santai, dia benar-benar menganggap obrolan panas ini seperti obrolan biasa. Tala meneguk air nira sebentar, lalu kembali menatap pada Apek, menantikan pertanyaan selanjutnya.
"Hemmm menurut Dang, posisi ngentot paling enak bagaimana?" Tanya Apek, dia bertanya semesum sekarang karena dia ingin jika melakukannya lagi nanti dia benar-benar bisa memuaskan Aris.
"Tergantung pasangan kita, Pek. Kalau istri Dang dulu paling suka kalau Dang menindihnya lalu Dang sedot puting payudaranya sambil disodok kencang-kencang. Tiap orang punya fantasi beda-beda, Pek. Sebenarnya rasa ngentot itu sama saja, yang bikin beda ialah sepintar apa dia memainkan dan memancing gairah pasangan. Semakin dia berhasil membuat pasangannya menjadi binal, maka semakin puaslah seks itu. Ini menurut Dang, ya." Jawab Tala agak panjang.
Apek manggut-manggut.
"Kau pernah lihat perempuan telanjang?" Selidik Tala.
"Pernah, bahkan dulu hampir ngentot, cuma gak jadi. Sama Flora. Dang pasti sudha tahukan ceritaku dengan Flora?"
Tala pun mengangguk.
"Pek, apa kau punya fantasi liar?" Tanya Tala.Apek tersenyum agak malu buat mengatakannya.
"Udah, bilang saja!" Ucap Tala.
"Itu... Sebenarnya nafsuku tinggi Dang, dulu waktu aku sekolah di kota aku pernah nonton bokep ngentot sama pacarnya di sebuah ruangan sedangkan orang tuanya sedang beres-beres membersihkan lantai. Aku deg-degan lihatnya, kayaknya asyik tapi sekaligus takut ketahuan. Sampai sekarang selalu terbayang hal itu." Apek pun jujur.
Tala tertawa, "Hahaha ada-ada saja kau. Jadi kau mau melakukannya di depan Apak dan Amak? Bisa-bisa kau mati dihajar."
"Itu kan cuma fantasi, walau pengen sih merasakan sensasinya. Kalau Dang, apa fantasi terliarnya?"
"Hemm, Dang sih dulu punya fantasi ngeseks tukar pasangan. Maksudnya ada dua pasangan, Dang dan istri lalu satu lagi teman dan pasangannya juga. Setelah saling ngentotin pasangan, kemudian tukar. Tapi itu cuma fantasi, gak pernah jadi nyata."
Apek terpana, tak menyangka jika abang kandungnya itu punya fantasi seliar itu.
"Istrimu seorang lelaki, Pek! Tentu cara memuaskannya juga beda seperti cara memuaskan perempuan." Tala kembali kepada topik pembicaraan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Lembah Tarang
RomanceBL story, yang anti LGBT, homophobia mending jauh-jauh, entar ketularan terus ketagihan. Hahahaha yang jelas ini bukan zona nyaman buat kalian. Jadi buat apa berkecimpung di zona yang bukan frekuensi kalian. Hormati saja. Boleh membenci tapi jangan...