Bab 63 - Bareng (2)

331 27 1
                                    

18+ (Khusus Dewasa).
______

Apek berciuman dengan Aris sambil berpelukan, hingga kontol keduanya saling bergesekan dan menempel di perut masing-masing.

"Jangan marah ya sayang! Tapi ini aku benar-benar kepingin merasakan sensasi ngentot bareng begini." Ucap Apek saat ciuman berjeda. Selesai berucap Apek langsung mencumbui leher Aris sambil menyedot-nyedot membuat cupangan. Kedua tangan kokohnya telah sibuk membelai-belai punggung dan bokong Aris, bahkan mulai menggesek-gesek belahan.

"Aku, aku malu sama Dang Tala!" Ucap Aris dengan agak merintih.

"Buat apa malu, Dang Tala juga kepingin ngentot." Bisik Apek.

Aris melirik pada Dang Tala, dia terbelalak. Tampak Dang Tala tengah berdiri melejang-lejang, entah sejak kapan Amuan juga telah telanjang bulat dan kini sedang menghisap dan menjilat-jilat zakar lelaki itu dengan rakus.

"Terus Mu, hisap yang dalam. Ah, enak sekali mulutmu, Mu."

Amuan melepaskan sebentar kontol itu dari mulutnya buat bernafas, "Kontol Dang juga lezat."

"Sialan, siapa suruh dicabut, lekas hisap lagi!" Tala membentak, dia menarik kepala Amuan ke selangkangannya lagi, lalu dia mulai mengentoti mulut itu.

Dang Tala tersenyum saat sadar Aris sedang melihat tingkahnya, Tala cuek, dia cuma mengedipkan sebelah mata sambil mengerang.

Melihat sajian seks brutal itu, Aris pun terlecut, nafsu mulai berkuasa. Tiba-tiba dia mendorong Apek hingga bersandar di batang pohon. Apek sendiri terkejut, selama bersetubuh dengan Aris, belum pernah Aris bereaksi seperti ini.

Aris tiba-tiba menciumi bibir Apek dengan rakus hingga Apek gelagapan, apalagi jelas-jelas terasa lidah Aris masuk ke rongga mulutnya, keduanya saling adu lidah.

Puas dengan bibir, Aris menciumi leher lalu turun ke bawah, dia menghisap puting Apek satu persatu sedangkan tangannya dengan liar meramas-ramas kontol Apek.

Apek mengerang diterjang rasa geli, namun dia tak mau kalah, sambil menikmati hisapan Aris di dada, dia pun kembali menguakkan belahan bokong Aris lalu kembali mengorek lubang itu. Namun bokong itu terlepas dari belaian tangannya karena Aris tiba-tiba berjongkok di depan. Selanjutnya kenikmatan yang lebih dahsyat datang menerjang. Kontol berurat itu telah dilahap Aris dengan rakusnya.

Kini Apek dan Tala berdiri berdampingan dengan kontol dihisap oleh pasangan masing-masing. Keduanya merem melek keenakan sambil menjambak-jambak rambut orang yang membuat enak kelamin mereka.

Tala tiba-tiba melek, dia menatap Aris yang begitu asyik menjilati batang Apek. Terbit dihatinya ingin merasakan hisapan Aris, namun buat mengatakan hal itu pada Apek dia takut, apalagi Apek benar-benar mencintai Aris. Mana mungkin mengijinkan Aris buat mengoralnya.

Tala hanya dapat memandangi tubuh telanjang Aris. Agaknya Amuan tahu kalau Tala sedari tadi curi-curi pandang pada Aris makanya dia pun perkuat sedotannya.
Tala mengerang, "Anjing, jangan kuat-kuat! Nanti aku tak tahan. Aku tak mau crot sebelum ngentot."

"Ya sudah Dang, kalau begitu cepat lakukan." Ucap Amuan, lelaki ini cepat menungging, lalu buka pantatnya lebar-lebar.

"Dasar binal! Jangan menangis ya!"

Tala ikut berjongkok menghadapi bokong itu, dia meludahi lubang itu sebentar, kemudian menepatkan posisi dan tahu-tahu menghentak dengan keras. Amuan melolong kesakitan. Kontol itu menghujam amblas dalam sekali sodokan.

"Argghh, pelan-pelan Dang. Sakit."

"Tahan, sayang. Entar juga enak."
Dang Tala mengerling lagi pada Aris sebentar, lalu mulai menggoyangkan pinggul menyodok-nyodok pantat Amuan. Gerakan pinggulnya benar-benar jantan.

Ksatria Lembah Tarang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang