The LXI : Dunia Alex

6 1 0
                                    


GO!


Sudah setengah jam, kami masih menunggu di parkiran sepeda.

"Bagaimana sopirmu, Ella?" Tanya kak Jo. Yang mewakili pertanyaan teman-teman lainku.

"Masih di bengkel mobilnya, apa kita pake mobil online saja?"

Di saat-saat seperti ini, ban jemputanku malah bocor. Aku jadi tidak enak hati dengan teman-temanku, sambil sesekali melihat layar notifikasi smartphone-ku. Menunggu kabar sopirku yang sedang membawa mobil ke bengkel.

"Nanti, aku yang bayarin." Kataku merasa bersalah, mengangkat kepala, melihat teman-temanku.

Ada Cadby, si hoodie, kak Ken sedang berjongkok. Sisi kiri Cadby, ada kak Jo yang berdiri setengah tekuk kaki kirinya, Lily duduk di jok sepeda Cadby, sedangkan Rina di dekatku. Semuanya sibuk dengan smartphone.

"Tidak perlu, Ella. Kita naik mobilku saja." Alex yang berdiri di depanku menengakkan badannya.

"Ha??"

Kami semua kaget setengah mati, ada mobil besar, gagah, dan mewah berwarna hitam, kilat, jalan perlahan memasukki gerbang sekolah, lalu berhenti tepat di depan kami yang rupanya mobil Alex.

"Lex, ini serius mobil kamu?" Lily tidak percaya, matanya langsung berbinar. Terlihat wajahnya mudah di baca, bahwa tipenya, laki-laki kaya raya.

"Bukan, mobil ayah Alex." Jawab Ken santai. 'Oh', tentu kami mengangguk setuju.

"Bukan, ini memang mobil milikku, kok. Ini, hadiah ulang tahun dari ayah. Ayo, cepat naik."

"Apa!"

Bukan main, Alex ini. Membuat kami terkejut kedua kalinya. Kami tidak menyangka, kalau Alex lebih kaya raya dari anak-anak excellent 1 lainnya.

"Padahal kamu kaya raya, tapi kenapa kamu malah masuk ke kelas excellent 3?" Pertanyaan penyihir purple pink alias Lily setelah kami masuk di dalam mobil Alex.

"Tidak, aku tidak kaya raya, aku biasa saja. Uang yang aku dapat selama ini hanya milik kedua orangtuaku, kalau tanpa mereka belum tentu aku kaya raya, kan?"

Ucapan Alex begitu rendah hati. Membuatku tahu, ia orang yang paling baik, sempurna dan berhati lembut.

Selama perjalanan, aku, Rina, Lily, Ken, Jo, dan begitu pun Alex tidak tahu apa rencana yang dibuat oleh Cadby dan si black hoodie.

"Sebenarnya kita mau kemana, sih?" Penasaran Lily, lagi-lagi ia yang bertanya.

"Kita ke rumah Alex, kawan-kawan." Jawab Cadby santai, walaupun tatapan mata terlihat seperti berpikir sesuatu.

"Buat apa kesana? Apa kita ingin party time setelah kita berhasil menyelamatkan Rina dari dunia para monster penyerupa itu?" Senyum Ken lebar.

Kami menatap Ken dengan sinis.

"Saya tidak suka party, menyelamatkan seseorang itu sudah menjadi hak wajib sebagai antar manusia. Bukan berbangga, merasa menjadi heroik." Ketus kak Jo. Membuat Ken terdiam lesu.

"Aku mengajak kalian untuk rapat." Cadby menekankan kalimatnya.

***

"Biasa saja rumahnya." Oceh Lily. Setelah sopir Alex, mulai berhenti di depan rumah Alex.

Aku yang tahu rumah Alex hanya diam. Memang cluster disini, tidak semegah cluster-ku dan Cadby.

"Aku tidak pernah bilang kalau rumahku mewah, lho, ya." Jawab Alex ke Lily dengan gayanya yang selalu santai dan funny.

Kami turun dari mobil Alex yang cukup tinggi. Berjalan ke menuju pintu utama rumah Alex. Ya karena, hanya satu pintu menghadap depan jalanan.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang