part 23

22 3 0
                                    

"Assalamu'alaikum," salam Adzin ketika masuk gerbang pesantren.

"Wa'alaikumussalam, mas, ada apa?" Atika menjawab sembari melangkah menuju taman, ia berniat menyirami berbagai macam bunga di hadapannya.

"Eh, Mbak Atika lihat Zahra?" Matanya berbinar.

"Lhoh jam segini biasanya dia belum pulang sekolah, mungkin setengah jam lagi, mau menunggu atau nitip ke saya?"

Adzin berpikir sejenak, "tunggu di sini aja."

Atika mempersilakannya duduk di dekat asrama putra, sedangkan ia melanjutkan menyirami satu persatu tanamannya.

Adzin bertopang dagu sambil melihat pemandangan menyejukkan di depannya, sejuk dengan taman yang indah, dan sejuk melihat wanita yang menyiraminya. Kalau seperti ini, jangankan setengah jam, satu hari pun ia bersedia menunggu disana.

Ia mengambil ponsel dari dalam saku dan mengarahkan kameranya ke arah Atika. Satu gambar telah ia dapatkan.

Adzin tersenyum melihat jepretannya,"calon ibu dari anak-anak gue nih."

Ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Tertulis nama Kevin di sana.

Bro
Posisi

Pesantrennya Zahra

Jam 1 siang, gue tunggu di cafe biasa

Kenapa nih?

Biasa, gue punya kenalan cewe, kali aja lo cocok

Kagak ah, tobat gue

Wuah serius lo? Gue mau kenalin lo sama cewe pemilik Gala Corp nih, exclusive, cuma buat lo, yakin nolak?

Gue bilang kagak ya kagak, buat lo aja, gue ikhlas

Gila lo, gue orangnya setia, bukan buaya bro

Ya udah, batalin aja

Enak aja lo main batal-batal aja
Kayaknya sekarang lo bener-bener kesambet malaikat deh

Serah lo

Pesan ia akhiri dengan singkat tanpa basa basi, sebenarnya ada pesan lagi dari Kevin, namun ia memilih mengabaikannya.

"Assalamu'alaikum, mami!" teriak Zahra dari depan gerbang.

"Wa'alaikumussalam, gimana sekolahnya?"

"Gampang banget tadi aku dikasih soal-soal Bahasa Arab persis kayak yang Ustadz Tsaqif ajarin kemarin, mi," ucapnya bangga.

Adzin memperhatikan mereka dari tempatnya duduk. Tak berselang lama, Zahra menyadari keberadaan Adzin.

"Wuih Kak Adzin disini ternyata, sejak kapan, mi?"

"Setengah jam yang lalu."

Zahra berlari kecil menghampiri Omnya itu.

"Kak, tumben loe sepagi ini?"

"Emang nggak boleh? Lagian kelamaan nunggu nanti sore, keburu ada jadwal di kantor."

"Oo, bawa apa aja tuh? Buat gue?"

"Iya, nih titipan dari mama loe," Adzin menyodorkan sebuah paperbag ke arah Zahra.

Asa Triple ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang