part 30

27 6 2
                                    

Dengan mendorong trolly, Ayla dan Bahtiar berjalan di sebuah toko bahan makanan. Toko ini ramai sekali pembeli, selain karena tempatnya yang nyaman dan bersih, juga karena harganya yang terjangkau.

"Tiar, nih gantian kamu yang dorong! Aku mau ambil tepung," titah Ayla sambil melepas trollynya. Ia mengambil beberapa kilo tepung dan gula sambil sesekali melambaikan tangan ke Bahtiar.

"Mbak, aku ambil ini boleh ya?" Bahtiar menunjuk deretan jelly yang berjajar rapi di rak.

"Apa itu?"

"Jelly, mbak. Jelly yang lagi viral itu lho."

"Berapa itu harganya?"

"Lima puluh ribuan lebih dikit."

Ayla tampak menimang-nimang harganya, ia pikir ini terlalu mahal, tapi sepertinya adiknya benar-benar ingin membelinya.

"Emm... boleh deh, satu aja ya."

"Alhamdulillah, makasih, mbakku yang baik hati dan suka menolong, semoga cepet nikah, ama juragan yang dermawan," goda adiknya.

"Ih, kalau ada maunya aja kek gitu, coba kalau tadi nggak aku turutin, pasti ngomel," jawab Ayla.

Adiknya hanya menyengir mendengarkan jawaban Ayla.

Setelah memilih pertepungan, mereka pun berjalan ke bilik lainnya untuk mencari bahan-bahan yang belum ditemukan. Tak sengaja mereka melihat keberadaan Danu di depan kulkas toko.

"Mas Danu!" Panggil Bahtiar.

Pria yang namanya disebut pun langsung menoleh ke sumber suara. Ia melambaikan tangan.

"Disini juga?" Sapa Ayla ketika sudah menghampiri Danu.

"Iya," Danu melihat trolly yang dibawa Bahtiar,"kalian langganan disini ya?"

"Iya, mas. Habisnya disini bersih trus harganya murah, nggak terlalu jauh juga dari rumah," jawab Bahtiar.

"Oiya, seperti biasa, besok kuenya aku ambil jam 8 pagi, ya. Terus kalau bisa kurangi gulanya sedikit," ujar Danu.

"Oke, sesuai request," Ayla mengangguk.

Sudah beberapa minggu ini, Danu menjadi pelanggan tetap Ayla setiap hari kecuali hari libur. Setiap pagi Danu tak akan terlupa untuk mengambil pesanannya di rumah Ayla.

"Ya udah, kita ke kasir dulu ya, keburu ditunggu ibu di rumah," lanjut Ayla.

"Boleh, kebetulan aku juga mau ke kasir."

Akhirnya mereka bersama-sama menuju kasir. Mengantri kasir 2 yang lebih sepi daripada yang lain.

"Mau dibungkus kardus, kak?" Tanya petugas kasir yang melihat banyaknya barang yang dibeli Ayla.

"Iya, tapi kardus yang biasa mbak, jangan yang besar," jawab Ayla.

Ayla meletakkan semua barangnya di meja kasir bersama Bahtiar yang sudah ada di depannya. Sedangkan Danu mengantri di belakang Ayla, tatapannya tertuju pada tasbih digital di jari Ayla. Ia kagum, setiap kali ia bertemu gadis itu, tak pernah sekalipun ia meninggalkan tasbihnya.

"Dokter Danu," sapa kasir itu dengan sopan ketika tiba giliran Danu.

Yang disapa pun menjawabnya dengan senyuman sembari memberikan beberapa lembar uang.

Bahtiar dan Ayla membawa belanjaan mereka ke parkiran.

"Mari," ucap Danu seusai mendapatkan uang kembalian. Ia bergegas mendekati Ayla yang kesusahan membawa belanjaan.

"Sini, biar aku saja," tawar Danu sambil menyetarakan posisinya di samping Ayla. Sedangkan Ayla hanya tersenyum menanggapi.

"Jangan ya, pak dokter, ini berat lho," ucapnya.

Asa Triple ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang