“Akhir-akhir ini gue nggak pernah lihat lo ngasih bekal ke Januar. Kenapa? Kehabisan menu?”
Era membuka obrolan di tengah perjalanan mereka ke kantin.
“Nggak pengin aja,” jawab Feby santai.
“Tumben? Apa jangan-jangan lo nggak dibolehin Kak Maysha ke dapur?” Era menatap Feby ingin tahu.
“Itu salah satunya.”
Sembari kakinya melangkah, otak Feby bekerja memutar ingatan yang terjadi beberapa bulan belakangan. Dia ingat saat Januar selalu menolak bekal pemberiannya sampai cowok itu harus menyewa Damar dan Navy untuk menjadi bodyguard-nya.
Ternyata selama ini Feby terlalu memaksakan keinginannya padahal jelas-jelas Januar sudah memberikan penolakan. Dia terlalu agresif, dan sepertinya Januar tidak menyukai itu.
Sekarang Feby sudah tidak ingin disukai balik oleh Januar. Dia akan mencari kebahagiaannya sendiri dan membiarkan Januar bersama pilihannya.
Feby sudah lelah mengejar. Sudah cukup sikap egoisnya yang selama ini hanya memikirkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan kenyamanan Januar.
Jika diingat-ingat, kelakuannya dulu memang sangat annoying. Mungkin dia juga akan merasa risi kalau berada di posisi Januar.
Namun, apa harus seperti ini pembalasan Januar padanya? Feby sudah tulus menyukainya, tapi dia malah mempermainkan Feby.
Era tidak bertanya lebih lanjut karena Feby menjawabnya dengan ogah-ogahan. Dia seolah malas membahas Januar.
Sejak tadi juga Era sering mendapatinya melamun. Sepertinya temannya itu sedang ada masalah dengan pacarnya.
Sebenarnya Era sedikit tidak menyangka saat melihat Feby yang kini bisa berada di titik malas membahas Januar padahal sebelum-sebelumnya dia sangat antusias membahas semua hal tentang Januar.
Dia jadi penasaran, sebesar apa masalah mereka hingga membuat Feby yang tergila-gila pada Januar itu kini terlihat ogah-ogahan membicarakan Januar.
Pandangan mereka langsung mengedar begitu memasuki kantin. Mereka sama-sama mencari tempat duduk yang masih kosong karena kali ini mereka keluar kelas sedikit terlambat. Feby tadi menemani Era mengembalikan buku ke perpustakaan terlebih dahulu sebelum ke kantin.
Saat mencari meja kosong, pandangan Feby tidak sengaja jatuh pada seorang cewek dan cowok yang sedang makan berdua di salah satu meja.
Bibir Feby refleks tersenyum miris. Cowok itu sadar Feby belum memaafkannya atas masalah yang kemarin saat dia menurunkan Feby di pinggir jalan. Namun, bukannya memperlakukan Feby dengan baik dan berusaha membuat Feby memaafkannya, cowok itu malah tetap dekat dengan Maretta yang tentu saja akan membuat Feby semakin sulit memaafkannya.
Sikap Januar itu menunjukkan dengan jelas kalau cowok itu tidak peduli kalaupun Feby marah padanya. Dia terlihat tidak begitu membutuhkan maaf Feby. Dia benar-benar tidak memikirkan perasaan Feby sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shilly-Shally
Novela JuvenilPDKT sama Maretta, jadiannya sama Feby Meski tahu Januar menyukai cewek lain, tapi Feby tidak menyerah untuk membuat lelaki itu menyukainya. Dia melakukan segala cara untuk menarik perhatian Januar. Namun, sekeras apapun Feby berusaha, dia akan sela...