54. HUKUM MATI

17.1K 954 170
                                    

sebelum membaca harap follow komen dan vote terlebih dahulu 🌸🦩🤏🏻

______________

Sekarang mereka semua sudah berkumpul di markas Gelgion. Hari ini mereka semua akan mencari Alda dan Faikal. Berita hilangnya Alda sudah sampai ke telinga Dokter Ayudia maupun Cakra. Cakra sudah tau kalau Alda itu anaknya Ayudia. Begitupun Ayudia dia sangat berterimakasih pada Cakra karena pernah merawat anaknya hingga sebesar sekarang.

Tapi Danzel belum tau kalau Ayudia itu ibunya. Mungkin kalau ada waktu yang tepat dia akan di kasi tau tapi tidak untuk sekarang apalagi sekarang mereka semua sama-sama sibuk mencari Alda.

"Tempat yang sering kalian kunjungi dimana?" Tanya Cakra pada Agrasa. Dia rela meninggalkan pekerjaannya demi ikut mencari Alda. Meskipun Alda bukan anak kandungnya percayalah dia sangat menyayangi gadis itu.

"Tempat terdekat aja om, Saya gak pernah bawa dia pergi jauh." Kata Agrasa.

"Kalau begitu kita semua berpencar mencari mereka." Cakra mulai membagi kelompok menjadi tiga bagian.

"Om, Saran saya mending kita sama-sama nyari mereka tanpa di bagi menjadi tiga kelompok. Takutnya nanti ada yang hilang salah satu dari kita." Danzel memberi saran.

"Oke, Kalau gitu kita jalan sekarang."

Mereka semua naik ke motor masing-masing ada juga yang memakai mobil. Mereka mencari dua orang itu di berbagai pojok kota.

"LOKASI DI PONSEL ALDA UDAH BISA DI LACAK." Teriak Alaska dari atas motor karena dia sedang di bonceng oleh Danzel.

Mereka semua berhenti dan turun dari motor. Cakra langsung mendekat ke arah Alaska. "Dimana mereka?" Tanya Cakra.

"Bentar om ini masih belum keluar dimana letak mereka sekarang." Alaska mulai mengotak-atik ponselnya. Alaska itu Hacker dia memiliki kemampuan pemrograman yang tinggi dia bisa menerobos sistem keamanan jaringan atau perangkat yang keras.

"Nah ketemu!" Pekik laki-laki itu.

"Dimana Ska?" Tanya Danzel.

"Gedung tua dekat SMP negeri 1."

Perkataan Alaska membuat Agrasa kaget. Dia langsung teringat pada kejadian kelam tiga tahun yang lalu tempat itu adalah tempat mereka merebut mahkota Vanila.

Dan yang membawa mereka kesana juga Faikal dia takut Faikal melakukan hal yang sama pada Alda. Agrasa tidak mau ada korban untuk kedua kalinya.

"Ayok kita kesan sekarang." Agrasa segera naik menyalakan mesin motornya.

Perasaan Danzel tiba-tiba tidak enak dia seperti ingin menangis tapi sebisa mungkin dia menahannya karena dia sedang berada di jalan. Dan dia juga sedang membonceng Alaska dia takut hilang fokus menyetir.

VANILA ANASTASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang