sebelum membaca harap follow komen dan vote terlebih dahulu 🌸 🤏🏻🦩
___________
Pemakaman Alda dan Kayra sudah selesai kini yang tersisa disana hanya Cakra dan Ayudia. Jayden yang tak berhenti menangis dia masih belum menerima kalau Kayra sudah pergi meninggalkannya. Kuburan Alda dan Kayra pun bersebelahan dengan kuburan Geby. Mereka sama-sama lagi tapi di tempat yang berbeda. Mungkin kah ini karma buat pembully seperti mereka.
"Mama belum meluk kamu Al, Tapi kamu udah pergi ninggalin Mama." Ayudia mengusap nisan putrinya.
"Dulu waktu dia masih hidup dia selalu menginginkan sosok ibu." Kata Cakra dia menatap makam Alda yang masih basah.
"Tapi saya tidak bisa mengabulkan permintaannya karena dulu saya masih belum muv'on dari almarhumah istri saya."
"Dan maaf gara-gara saya Alda harus pergi untuk selamanya seandainya kemarin saya tidak mengusir dia mungkin semuanya gak akan pernah terjadi." Menyesal? Tentu saja Cakra menyesal dia menyesal karena kemarin mengusir Alda dari rumahnya dan membiarkan gadis itu pergi bersama Faikal. Padahal dia tau kalau Faikal itu orang jahat.
"Pak Cakra tidak usah minta maaf ini semua udah takdir harusnya saya yang berterimakasih karena bapak sudah membesarkan Alda." Balas Ayudia.
"Dulu dia sering melakukan kekerasan pada Vanila makanya saya selalu nyuruh orang untuk mengawasi Alda. Karena saya tidak mau dia menyakiti saudaranya sendiri. Meskipun saya selalu gagal karena lagi-lagi dia membully adiknya ketika diluar pengawasan saya.
"Apalagi setelah dia tau kalau pacarnya Agrasa tunangan dengan Vanila."
"Tunangan? Jadi Vanila punya tunangan?" Tanya dokter Ayudia.
"Sepertinya dia di jodohin waktu tinggal bersama keluarga angkatnya. Tapi saya tidak tau lagi tentang hubungan mereka." Ucap Cakra.
"Saya harus membatalkan pertunangan itu, Vanila masih di bawah umur dan masa depannya masih panjang apalagi dia tunangan dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti Agrasa. Laki-laki yang kasar."
"Saya setuju dengan perkataan anda, Sebaiknya setelah dia sadar lebih baik anda bawa dia keluar negeri. Bawa dia jauh dari jangkauan orang-orang yang dulu menyakitinya." Cakra membenarkan perkataan dokter Ayudia.
"Saya juga berpikir seperti itu Pak." Balas Ayudia.
"Saya harus menjenguk putra saya." Dokter Ayudia akan bertemu dengan Danzel dan akan mengatakan semuanya.
"Saya juga mau datang ke acara hukum matinya Faikal." Cakra membenarkan kacamata hitamnya tak lupa sebelum mereka pergi mereka sama-sama datang ke makam sahabat-sahabat Alda. Karena bagaimanapun Kayra dan Geby pernah sekolah di SMA Cakrawala sekolah milik pak Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANILA ANASTASIA
Ficção Adolescente-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan oleh anak remaja geng motor dimasa putih biru. Tubuhnya di jamah dengan cuma-cuma. Bahkan harga dir...