𝟏𝟔. 𝐍𝐨𝐭 𝐄𝐧𝐨𝐮𝐠𝐡 (𝟐𝟏+)

14.1K 293 0
                                    

Tatapan tajam Denial menatap tanpa ekspresi ke arah tubuh Arisa yang tergeletak di lantai kamar mandi, terengah-engah dan menatapnya lemah. Denial kemudian menarik lengan Arisa, membantu gadis itu untuk berdiri.

"Sudah ... aku sudah lelah," kata Arisa memohon setelah ia mencoba berdiri, kalimat permohonannya membuat Denial menginginkan lebih. Pria itu tak menjawab ujaran sang istri.Kemudian menggendong tubuh Arisa, mengangkat tubuh telanjangnya dan membawanya keluar dari kamar mandi.

"Lepas! Kita mau ke mana?!" Arisa meronta seraya menatap bingung saat Denial menggendongnya keluar dari kamar mandi dengan mereka berdua telanjang. Pria itu menuju ke sebuah perkebunan yang sangat gelap dengan tanah yang dipenuhi tumpukan daun kering. Arisa mulai panik, apa yang dilakukan Denial benar benar ide buruk.

Denial tetap diam, tidak menjawab pertanyaan khawatir dari istrinya, pria itu menuju ke kegelapan perkebunan,berhenti di tumpukan daun kering dan membaringkan tubuh Arisa di sana. Arisa melihat sekeliling dengan takut.Gadis itu merasakan hawa dingin menusuk kulit telanjangnya dengan suara yang tidak mengenakkan di sekitar. Perasaan ketakutan mulai memenuhi perasaannya.

Ia kembali menatap Denial yang segera menindih tubuhnya, Arisa memegang dada pria itu,mencoba untuk menghalangi apa yang akan dilakukannya.

"Apakah akan aman? Bagaimana jika ada yang melihat?'"

Denial hanya terdiam dengan tatapan tanpa ekspresi, pria itu tak menjawab pertanyaan Arisa. Pria itu kemudian menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Arisa dengan kelembutan, tidak kasar dan tidak penuh tuntutan, begitu dalam dan penuh kasih sayang.

Berbeda dari sebelumnya, kali ini pria itu memberikan sensasi nyaman pada ciuman mereka. Arisa sendiri ingin memberontak namun merasakan betapa terampilnya Denial mencium bibirnya tanpa tuntutan atau paksaan apa pun, membuat gadis itu terlena.Arisa langsung memejamkan mata dan melingkarkan kedua tangannya di bahu Denial saat bibir mereka terus bertemu.

Bermain dalam sensasi yang nyaman dan adiktif, kedua tangan Denial memegang punggung telanjang Arisa. Menikmati bagaimana lidah dan bibir mereka bertemu, menari dengan indah dan saling memberi kenyamanan. Angin yang menerpa keduanya semakin memberi rasa nyaman, cahaya bulan seakan menerobos celah-celah pepohonan yang menjulang tinggi untuk mengintip mereka.

Lidah mereka terus bermain dengan suhu tubuh yang mulai bergairah. Arisa, sungguh gadis itu belum pernah merasakan perasaan campur aduk seperti ini sebelumnya, dingin, panas, nafsu, semuanya terbawa suasana saat setiap detik lidah mereka terus terjalin dengan Denial mengusap punggungnya lembut, mengirimkan gelombang gairah padanya.

Arisa mengakui jika perilaku Denial kali ini padanya sebenarnya lebih lembut, dia bahkan tak ingin menghentikan ciuman ini, ciuman yang membuat Arisa semakin bergairah karena merasakan sebuah perasaan ingin.

Ingin lebih dari ciuman ini.

Denial kemudian menghentikan ciuman mereka,pria itu menjauhkan wajahnya saat melihat bagaimana wajah Arisa memiliki sorot ingin.

“Denial …” panggil Arisa lirih sambil menatap wajah tampan suaminya di bawah sinar rembulan, mata merah pria itu perlahan menjadi gelap yang artinya dia telah terbakar oleh gairah.Arisa merasakan hasrat yang tiba-tiba lebih besar mendominasinya.

Ia tak tau mengapa.

"Hmm?" Suara berat Denial menjawab membuat bulu kuduk Arisa memegang,gadis itu menggigit bibir bawahnya merasa tak tahan dengan sensasi gairah yang membakarnya.

"I want ..."

Denial mengangkat sebelah alisnya mendengar ujaran ragu yang diucapkan oleh istrinya.

"What do you want?"

"I want it, I want you to fuck me, so hard."

Bibir Denial membentuk seringai jahat saat Arisa memintanya untuk segera melakukan apa yang menjadi inisiatif awal pria itu.

"As you wish,my wife." Denial menjawab dengan suara berat, menundukkan kepalanya saat bibir pria itu menjelajahi leher Arisa. Memberikan sensasi yang mendukung untuk lebih meningkatkan gairah yang ada, Denial memberikan tanda ciuman. Terus menciumi setiap jengkal leher Arisa dan semakin ke bawah di antara tulang selangka Arisa.

Gadis itu memejamkan matanya, merasakan napasnya menjadi lebih berat. Jari-jari gadis itu bergerak untuk meremas rambut Denial sementara pria itu terus menurunkan ciumannya. Mencicipi setiap inci kulitnya.

Udara dingin yang menerpa mereka seakan menghilang seolah ditelan udara. Denial kemudian turun di antara dada Arisa, menatap gundukan lembut yang telah menjadi miliknya. Mulutnya melahap salah satu dagingnya, lidahnya bermain-main dengan putingnya ,membasahi dengan ludahnya, menghisapnya hingga Arisa mengerang nikmat.

Gadis itu merasakan gelombang nikmat dan keenakan akan permainan Denial pada salah satu payudaranya,perilaku lembutnya benar benar membuat Arisa gila. Gadis itu semakin meremas rambut Denial mempersilakan pria itu untuk bermain lebih lama.

Salah satu gundukannya tidak dibiarkan diam, diremas oleh salah satu jari Denial yang kuat, menjepit putingnya hingga Arisa terkesiap geli. Gadis itu merasa dirinya semakin basah dari ujung ke ujung. Tubuhnya menggeliat karena kenikmatan.

Seakan puas bermain dengan dua benda kenyal itu ,sambil tersenyum. Denial langsung melepaskan hisapannya dengan suara plop. Menatap Arisa yang tengah menatapnya dengan nafsu yang makin menyiksa, ia benar-benar berhasil membuat gadis itu terangsang.

"You want it?" Denial berkata dengan suara serak, salah satu tangannya membelai lembut rambut istrinya. Arisa menganggukkan kepalanya.

"How much do you want it?"

"Very much, very much ... Please ,i can't hold it in anymore." Arisa berkata, apakah Denial mendengarnya dengan benar? Gadis itu memohon padanya untuk berhenti tadi dan berkata dia lelah, tetapi sekarang? Dia tidak dapat menahannya dan memohon padanya untuk melakukannya? Oh, sangat lucu.

Denial tersenyum puas mendengar respon dan jawaban sang istri yang sesuai dengan keinginannya. Pria itu lalu memegang kedua kaki Arisa, membukanya lebar-lebar untuk mengangkanginya memperlihatkan kewanitaannya yang basah dan masih merah karena hubungan intim mereka sebelumnya.

Denial kemudian memposisikan miliknya di pintu masuk, menggosok-gosokkan yang pertama sampai Arisa menggeliat. Sampai ...

"Aaah Denial!" teriak Arisa saat pria itu tiba-tiba dengan kasar memasukkan batangnya ke dalam kewanitaannya, menguburnya seluruhnya hingga membuat Arisa melengkungkan tubuhnya ke belakang.

Merasakan sakit sekaligus kenikmatan.

Luar biasa.

Arisa merasa gila karena ulah Denial yang mengendalikan dirinya, menghabiskan sepanjang malam hanya untuk bercinta dengan sang suami, yang Arisa akui bahwa pria itu memang punya energi yang tidak ada habisnya. Arisa tidak ingin memikirkan apa pun tentang masalah hidupnya saat ini, dia benar-benar merasa terhanyut oleh semua yang diberikan Denial padanya. Pria itu benar-benar membuatnya gila.

Seiring berlanjutnya malam, langit mulai memancarkan berbagai cahaya yang menunjukkan adanya kekuatan yang pulih yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun.

Kekuatan Denial telah pulih setidaknya, belum sepenuhnya.

This was a mistake...
He did it...
Miscalculation...
No! Things will return
His power has returned...
He, destruction..
Returned...

Sebuah buku mengatakan, jika suatu kekuatan dahsyat dicampur dengan kegelapan, percayalah semuanya tidak akan baik-baik saja.




Marriage With The Devil (GHOST CURSED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang