67. EPILOG

4K 175 25
                                    

Ruangan putih dengan hiasan suara detak jantung segera terlihat kala Arisa membuka mata. Napasnya memburu, dan keringat bercucuran di pelipisnya. Pandangannya buram, seolah baru saja kelilipan oleh banyaknya debu.

Ia menatap sekeliling, merasa sangat asing dengan suasana yang dihadapinya. Tangan Arisa terasa digenggam oleh sebuah tangan hangat. Gadis itu sedikit melenguh, sontak membuat seseorang yang ada di sampingnya terbangun terkejut akan kesadarannya.

"Arisa! Kau sudah sadar!" pekik suara yang sangat dikenalnya, Izzaz Julian Aleandro.

"Kak ..." Arisa berujar lirih, hatinya berdegup kencang. Wajah Izzaz tampak samar, tak bisa dikenali karena pandangannya yang masih kabur. Kebingungan melanda benaknya. Mengapa tiba tiba ada Izzaz? Bukankah pikiran lelaki itu sudah di hapus karena ia dibawa ke Skyhaven oleh Denial? Dan kemana Denial?

"Kak, apa yang terjadi?" Arisa mulai panik. Pikiran liar berkecamuk di kepalanya.

"Tunggu," Izzaz segera mengambil kacamata di samping meja. Dengan lembut, ia memakaikannya pada Arisa. Pandangannya mulai membaik, tetapi rasa cemas di dalam hatinya tak kunjung reda.

Tapi tunggu! Bukankah min-nya sudah sembuh, kenapa ia memerlukan kacamata?!

"Kamu nggak ingat, Arisa? Kamu terkena runtuhan kuil saat study tour. Febri sama Erisa juga terkena, tapi Azza, Novi, dan Fauzi tidak."

Demi Tuhan! Kenyataan apa ini? Ini bagaikan petir di siang bolong yang menghantam jiwanya. Arisa menggeleng keras, merasakan ketidakterimaan menyergapnya. Bagaimana bisa ia terkena reruntuhan kuil jika itu semua sudah berlalu? Kenapa ia dirawat di rumah sakit?

Kepanikannya semakin meningkat. Arisa menggeleng lagi dan segera terduduk, ingin pergi dari berbaring.

"Arisa, kenapa! Hei, kau tak boleh melakukannya!" tegur Izzaz panik saat sang kekasih melepas infus dengan paksa dari tangannya. Tubuhnya yang lemas dan wajahnya yang pucat beranjak dari ranjang. Ia berlari keluar ruangan, berusaha menghindari kenyataan yang sulit diterimanya.

Langkahnya terhuyung, setiap detik terasa seperti selamanya. Ia mencoba memproses apa yang terjadi, tetapi pikiran-pikirannya berseliweran seperti badai yang tak kunjung reda.

Suara Izzaz memanggil namanya masih terngiang di telinganya, tetapi rasa ingin tahunya dan ketakutan yang menggerogoti hatinya lebih kuat. Dalam kepanikan itu, ia bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan menemukan Denial. Rasa cemas yang melanda hanya membuatnya semakin panik.

Sungguh siapapun jika ini mimpi tolong segera bangunkan!

"DENIAL!!"

Arisa berteriak seperti orang gila di tengah suster dan dokter yang berlalu lalang di lorong, menatapnya bingung. Gadis itu mulai menitikkan air mata, dan ia butuh penjelasan atas semua ini, mengapa semuanya jadi seperti ini?

Dari kejauhan, ia melihat kakek dan neneknya berlari mendekat. Dengan tubuh yang lemas, gadis itu segera berlari ke arah sang kakek.

"Kek, apa yang terjadi, Kek!! Kakek!!" ujar Arisa panik dengan air mata berlinang. Ed segera menggenggam tangan cucunya, berusaha menenangkannya.

"Arisa ..." Ed menatapnya dengan cemas, tetapi kebingungan melanda wajahnya. Arisa menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kemana Denial, Kek! Skyhaven?! Kemana mereka, Kek!! Kakek!!!"

"Apa yang kau maksud, Arisa?!" Kakek segera membentak, membuat Arisa meremas rambutnya tak percaya.

"Skyhaven!! Denial, dongeng Angel Last Mission, kakek adalah seorang malaikat yang dihukum, kan?! Kakek, jelaskan apa yang terjadi! Kenapa semua bisa jadi seperti ini?!!"

Dalam keadaan panik, Izzaz menyusul mereka, terengah-engah setelah berlari. "Kakek! Nenek! Arisa tiba-tiba bangun dan dalam keadaan seperti ini! Aku sudah mencoba untuk menghentikannya!" Izzaz menjelaskan dengan cepat, matanya penuh khawatir melihat keadaan Arisa.

Mendengar penjelasan Izzaz, kakek dan nenek Arisa saling berpandangan, kebingungan dan kekhawatiran semakin mendalam. Sementara itu, Arisa semakin panik, air matanya mulai mengalir deras.

"Kakek! Tolong! Apa yang terjadi?! Kenapa tiba tiba aku ada di sini? Kemana perginya Denial !!" Jeritan Arisa menggema di lorong rumah sakit, menambah kepanikan di sekelilingnya. Rasa takut akan kehilangan semakin menghimpit hatinya, dan ia tidak bisa lagi menahan tangisnya.

"Arisa, apa maksudmu, Nak?" Sang nenek langsung memotong ucapannya, langsung memeluk erat cucunya yang mulai meracau tak jelas itu.

Ed mengerutkan kening, merasa aneh dengan gadis itu.
"Apa kau mengatakan Angel Last Mission Arisa?" Pertanyaan itu langsung membuat Arisa menatapnya dengan mata berkaca-kaca lalu dia mengangguk.

"Arisa, apa maksudmu, Nak?" Sang nenek langsung memotong ucapannya, memeluk erat cucunya yang mulai meracau tak jelas.

Ed mengerutkan kening, merasa aneh dengan gadis itu. "Apa kau mengatakan 'Angel's Last Mission', Arisa?" ujarnya. Kalimat itu sontak membuat Arisa menatapnya, mata penuh air mata, dan ia mengangguk pelan.

"Arisa, itu semua hanya dongeng. Kau sudah seminggu di rumah sakit setelah terkena reruntuhan kuil saat Study Tour. Denial yang kau maksud adalah sang iblis kan? dia tidak pernah ada. Itu semua hanya cerita masa kecilmu yang sering diceritakan ibumu."

"Dongeng ..." Arisa bergumam lirih, menggeleng pelan. "Jadi, itu semua hanya dongeng? Segala hal yang terjadi selama ini ..."

Arisa memandang sekitar, matanya kosong, seakan mencari jawaban.

"Hanya mimpi."

"Tidak! Tidak mungkin!" Arisa menggelengkan kepalanya keras untuk menyangkal kenyataan itu.

Di luar, angin berhembus kencang, membuat dahan-dahan pohon berderak dan runtuh. Suara pecahan ranting seakan menjadi gema dari kebingungan yang merasuk hati Arisa. Dia terdiam, tak percaya, merasa semua yang ia yakini selama ini perlahan memudar bersama hembusan angin yang menusuk jendela kamar rumah sakit itu.

 Dia terdiam, tak percaya, merasa semua yang ia yakini selama ini perlahan memudar bersama hembusan angin yang menusuk jendela kamar rumah sakit itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah kubilang padamu, jangan mudah percaya pada apa pun yang ada, semuanya sebenarnya hanyalah kebohongan yang ada ...

Marriage With The Devil (GHOST CURSED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang