𝟑𝟒. 𝐀𝐬𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐝

3.4K 152 0
                                    

Even when I betrayed you, you still thought about my safety.

Berbicara tentang perasaan, itu adalah salah satu hal yang sulit diukur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbicara tentang perasaan, itu adalah salah satu hal yang sulit diukur. Tafsirnya begitu buruk untuk dihantam, membawa awan angin untuk berkelana. Hubungan seharusnya dilandasi ketulusan, namun bagaimana jika ketulusan itu berakhir, yang terjadi adalah kebingungan.

Arisa mencoba memberontak, tetapi langkah tegas Febri terus menyeretnya melalui tasnya ke dalam toilet dengan dinding ubin warna merah muda lembut, dan lantai abu-abu gelap dengan beberapa wastafel yang berjejer, masing-masing dengan keran dan dispenser sabun.

"Lepas!" Arisa menjerit saat Febri akhirnya melemparnya dengan kasar hingga membentur tembok belakang hingga ia meringis, gadis itu menatap laki-laki di depannya dengan ketakutan. Fauzi mengikutinya dari luar ke dalam toilet, menutup pintu dan menguncinya, oh jelas itu bukan pertanda baik.

"Keluarkan kondommu," perintah Febri yang langsung diangguki Fauzi. Arisa menelan ludah dengan susah payah sementara gadis itu menggelengkan kepalanya takut, nah sekarang dia butuh Denial.

Dengan senyum mesum Febri mendekati Arisa, perlahan membuka ikat pinggangnya. Arisa semakin merapatkan tubuhnya ke dinding belakang.

"Jangan ..."

"Jangan?" Febri memiringkan kepalanya, mengangkat satu alisnya, dan tertawa.

"Kau tahu apa yang akan kulakukan padamu?"

Arisa mengangguk cepat.

"Kau akan memperkosaku."

"Hei!" teriak Fauzi tidak terima seolah-olah perkataan Arisa keterlaluan,yang langsung mendapat tatapan tajam dari Febri, lelaki itu terkekeh dan menyisir rambutnya ke belakang kembali menatap Arisa.

"Apa yang kau mengerti? Kau hanya gadis polos, santai saja, tidak akan sakit," kata Febri sambil melepas celananya dan mendekat ke arah Arisa.

"Aku tidak mau!" teriak Arisa sambil melepas tasnya, melemparkannya ke Febri, dan berlari melewatinya untuk mencoba membuka pintu kamar mandi. Astaga dia lupa kalau pintu ini terkunci dan Fauzi yang memegang kuncinya.

Febri meringis saat tas Arisa mengenai wajahnya, lelaki itu langsung memerintahkan Fauzi untuk menarik Arisa. Sontak membuat Arisa berteriak kencang.

"TOLONG! SIAPAPUN TOLONG!"

"DIAM!" perintah Fauzi sambil membekap mulut Arisa, membuat gadis itu semakin memberontak. Air matanya pun perlahan jatuh.

Fauzi menarik tubuh Arisa kembali ke belakang dan melemparkannya hingga membentur tembok belakang lagi, kali ini benturannya membuat kepala Arisa sakit bukan kepalang. Dipandanginya Fauzi dan Febri dengan penuh ketakutan, wah ternyata Denial sedang mempermainkannya lagi.

Sial, dia seharusnya tidak mempercayai pria itu sejak awal.

Arisa memejamkan matanya karena takut, gadis itu semakin menitikkan air matanya. Namun pintu langsung didobrak dari depan, sontak membuat Fauzi dan Febri terkejut.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang