𝟓𝟖. 𝐑𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝐓𝐨 𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧

4.1K 191 11
                                    

The wind blew in a gentle breeze, making tiny ripples as waves.

"Bagaimana jika aku berbohong? Menurutmu, apa yang akan kau lakukan?" bisik Denial sambil jemarinya terus mengusap punggung telanjang istrinya, memberikan aliran menggigil bagi gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana jika aku berbohong? Menurutmu, apa yang akan kau lakukan?" bisik Denial sambil jemarinya terus mengusap punggung telanjang istrinya, memberikan aliran menggigil bagi gadis itu. Arisa tak langsung menjawab. Ia lebih memilih mencari maksud dari ucapan pria itu melalui sorot matanya, yang sudah ia tebak tengah mencoba mempermainkannya.

"Nah, kau menggoda lagi. Denial, berapa kali aku harus memohon?" ujar Arisa frustrasi, merasa lengah setiap kali pria itu mempermainkannya, memberikan hiburan tersendiri bagi Denial.

"Entahlah. Baiklah, aku akan jujur ... Alasan aku kembali adalah karena aku ingin menyetubuhimu."

Mata Arisa sontak terbelalak mendengar ucapan pria itu. Ia menelan ludah beberapa kali, merasa tak percaya.

"Denial, itu tidak lucu."

"Apa aku terlihat bercanda?" Denial menaikkan sebelah alisnya.

"Alasan apaan itu?" ujar Arisa, masih tak percaya, sementara Denial hanya terkekeh.

"Alasan yang membuatku kembali. Kau tak percaya? Aella juga tak percaya."

"Aella?" Arisa mengerutkan keningnya, sangat asing dengan nama yang di sebutkan tersebut.

"Siapa itu?"

"Aella adalah salah satu peri yang membantuku saat aku diburu oleh para malaikat yang hendak menghancurkanku. Dia menjaga pedangku dan menunggu kedatanganku, meski sempat berpikir bahwa aku tak akan datang karena menjadi iblis yang baik. Namun aku buktinya tetap datang. Sebenarnya, saat itu aku sudah mulai bermeditasi, tapi entah mengapa, membayangkan kau dekat dengan Izzaz benar-benar membuatku tidak nyaman."

"Hal itu membuatku ingin segera kembali. Kerinduan yang begitu kuat memaksaku untuk datang padamu, menidurimu, dan menjadikanmu milikku sepenuhnya, tanpa perlu menunggu satu atau dua bulan lagi untuk bertemu dengan mu lagi sementara aku mengambil pedangku. Tapi, sejujurnya, aku tidak peduli."

Denial terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. 
"Mungkin benar apa yang dikatakan Ganresha, tidak akan ada jalan kembali. Tidak peduli seberapa jauh jaraknya, rintangan untuk penyatuan akan selalu ada. Meski aku masih memiliki niat kuat untuk membalaskan dendam, sayangnya ikatan kita terlalu kuat, sehingga aku tak bisa lagi menjalankan niat itu. Tapi, mungkin itu lebih baik. Lagipula, aku beruntung bisa meniduri mu setiap saat—setiap waktu, setiap detik, setiap menit, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun."

Sorot mata Arisa membulat tak percaya, merasakan sensasi ngeri atas segala yang diucapkan pria itu. Astaga, ia benar-benar merasa seperti akan hidup di neraka.

"Denial, kau menakuti ku," lirih Arisa terbata-bata, membuat Denial tersenyum miring dan mendengus kecil. Pria itu lalu mengusap surai rambut Arisa dengan lembut.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang