𝟐𝟗. 𝐏𝐮𝐧𝐢𝐬𝐡𝐦𝐞𝐧𝐭 (𝟐𝟏+!)

11.9K 201 0
                                    

The air welcomes the increasingly burning passion, having sex with you is my own favorite.

Sepasang mata hazel Arisa bergetar dengan tubuh gadis itu yang semakin memepet ke dinding tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang mata hazel Arisa bergetar dengan tubuh gadis itu yang semakin memepet ke dinding tempat tidur. Memberikannya penghalang tuk menghindar dari sosok Denial yang merangkak ke arahnya, memberikan rasa khawatir di seluruh sudut diri gadis itu.

Perasaan bergejolak yang memenuhi benaknya menimbulkan banyak keraguan, ya ampun mereka baru saja bercinta dan sekarang pria itu ingin memintanya lagi? Dengan tujuan utama ingin menghukumnya? Itu benar-benar tidak masuk di akal !

"Denial, jangan seperti itu. Kita sudah melakukannya, setidaknya beri aku waktu istirahat yang panjang," Arisa bertanya saat bulu kuduk kulit gadis itu berdiri tegak karena dingin. Lingerie yang memeluk tubuhnya menciptakan hasrat khusus bagi Denial yang mudah terangsang.

"Oh ayolah, aku ini suamimu yang akan sangat sering meminta jatah, tidak masalah kan? Lagipula, ini hukuman, Sayang," Denial menjawab dengan suara merdunya sambil berhasil mengunci gerakan Arisa, mata merahnya bergerak lapar di sepanjang tubuh Arisa.

"Sekarang jadilah gadis penurut."

"Denial tidak mau," pekik Arisa sembari kedua tangannya menopang dada berotot Denial, menolak kedatangan pria itu yang ingin mencicipinya.

"Tidak mau? Apa-apaan itu?" Denial berkata dengan jelas tidak menyukai penolakan yang diterimanya dari istrinya, ekspresinya menunjukkan ketidaksukaannya.

"Kumohon ,kita sudah melakukannya," pinta Arisa sambil menatap mata Denial yang jelas-jelas tidak menghiraukan kata-katanya.

"Lalu apa masalahnya? Entah kita sudah melakukannya berhari-hari atau tidak, berminggu-minggu atau kapan pun jika aku ingin melakukannya lagi maka kamu harus patuh, selain itu kamu tidak akan merasa lelah atau merasa sakit,kan?"

"Tapi Denial ..." Arisa menyangkal dengan frustrasi. "Aku baru saja terpukul karena dikeluarkan dari sekolah, melakukan hal seperti itu saat hatiku sedang kacau bukanlah hal yang benar untuk dilakukan."

"Apa peduliku?" Denial mengangkat sebelah alisnya, menatap kesal gadis di depannya yang gerak-geriknya masih ia kunci, membuat Arisa menatapnya tak percaya.

"Kau benar-benar." Arisa menatap dengan mata berkaca-kaca.

"Apa? Benar benar apa? Terserah kau saja, entah itu kau akan di usir dari rumah atau di keluarkan dari sekolahan itu bukan urusanku nah sekarang kau benar-benar membuatku semakin marah, Arisa," ujar Denial menggeram yang membuat Arisa segera membuang muka.

"Baiklah, lakukan saja," kata Arisa akhirnya, yang membuat senyum puas muncul di sudut bibir Denial, merasa senang dengan jawaban yang diberikan istrinya.

"Good girl," bisik Denial yang langsung menjauh, menarik lengan Arisa dan mendudukkan gadis itu di pangkuannya.

Udara yang menyambut ruangan seolah-olah membuat waktu berhenti memanas dengan cara yang sulit dijelaskan, waktu yang terhenti memberikan sensasi berbeda yang menyerap kewarasan. Kedekatan mereka saat ini,entah kenapa Arisa merasa sangat terlarang untuk mabuk oleh sensasi aroma yang tiba-tiba menyelimuti indranya, menyerangnya dalam pelukan yang sangat lembut dan sangat panas.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang