15. Penyergapan di Ku'uaki

191 39 9
                                    

Bible tidak pernah ingat kapan persisnya ia mulai memiliki kemampuan untuk melihat makhluk-makhluk tak kasat mata di sekitarnya atau bagaimana para makhluk itu dapat mengendus kelebihannya. Yang tertinggal di memori masa kecilnya hanyalah kilasan ketakutan, kengerian juga perasaan mencekam yang perlahan merangkak menjadi keberanian dan kebiasaan. Bahkan seiring pertambahan umurnya, rasa-rasanya nyaris tidak ada lagi hal yang bisa membuatnya merasa terancam kecuali lautan dan–

 Bahkan seiring pertambahan umurnya, rasa-rasanya nyaris tidak ada lagi hal yang bisa membuatnya merasa terancam kecuali lautan dan–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau pikir dia juga bisa melihatku?" Pertanyaan Barcode membuyarkan lamunan Bible.

"Tidak."

"Tapi, kau juga merasakannya, kan?"

"Apanya?"

"Tatapan aneh Detektif tampan itu."

Bible mendelik karena kata tampan yang disematkan Barcode. "Aku tidak mengerti maksudmu."

"Berhenti berpura-pura. Kau pikir aku tidak bisa merasakan tubuhmu yang gemetaran saat berhadapan dengannya tadi?"

"Jangan berlebihan, Iblis kecil."

"Ohooooo... Kurasa Tuan Wichapas Sumettikul terlalu malu untuk mengakuinya."

Nyaris saja Bible menghadiahi sepakan pada remaja itu kalau tidak mengingat Film –yang sedang mempersiapkan makan malam- bisa muncul kapan saja dan kembali memergokinya melakukan hal yang tidak masuk akal. Ia bahkan mulai teratur meletakkan sebuah naskah lama di dekatnya untuk berjaga-jaga.

"Biar kutegaskan sekali lagi, Detektif itu sama sekali tidak menakutkan."

Tapi membuat perasaanku tidak enak, aku Bible dalam hati. Meskipun awalnya ia merasa terkejut sekaligus senang karena untuk pertama kalinya ia tak merasakan rasa panas yang membakar jantung saat bersentuhan dengan manusia namun kebahagiaan itu lenyap dalam sekejap ketika tatapan Jes justru mengirim sinyal berbahaya baginya. Mengingatkannya pada seorang Kakek tua yang pernah ditemuinya beberapa tahun silam. Kakek tua yang meski harus bertumpu pada tongkatnya untuk berjalan tetapi mampu membuat seluruh tubuh Bible bergidik ngeri.

"Kalau begitu, kuharap kita bisa bertemu dengannya lagi."

"Untuk?"

"Membuktikan ucapanmu barusan Tuan Wichapas Sumettikul."

"Kau mulai kurang ajar, Barcode."

"Kau tau aku hanya bergurau, Tuan Wichapas Sumettikul," ralatnya cepat. "Maksudku, aku sama sekali tak keberatan jika dapat melihat wajah tampannya lagi. Bahkan kurasa aku jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama."

Dengusan Bible mebuat mata Barcode menyipit tidak suka. "Kenapa? Kau keberatan?"

"Tidak, sama sekali tidak. Tapi, sadarlah bahwa kau hanya I-B-L-I-S-K-E-C-I-L."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang