22. Negosiasi Terselubung

265 59 16
                                    

Anda benar, Detektif.

Ada perintah jangan sampai kehilangan ekor si anak Suci.

Berhati-hatilah.

Begitulah isi pesan yang dikirim seorang anonim padanya beberapa menit lalu. Kecurigaan bahwa mereka sedang berada di bawah pengawasan ketat kini terbukti akurat.

"Kurasa aku tidak bisa mengantarmu kembali sekarang."

"APA? TAPI, KENAPA?"

Mengabaikan protes pria di sampingnya, Jes menginjak pedal gas dan melajukan Camaro berlawanan arah dari titik mula kedatangan.

"Karena kau sedang dibuntuti, Bible Wichapas."

Si Aktor melotot tak percaya begitupun Jam dan Film. "Dibuntuti? Aku? Kenapa?"

"Aku belum tau pasti."

"Kalau begitu dari mana kau yakin?"

"Seberapa banyak kau bertemu pelayan restoran yang tidak mengerti soal table manner? Atau katakanlah dia orang baru tapi pernahkah kau melihat salah satu dari mereka mengacaukan posisi serbet, sendok, pisau dan garpu sekaligus?"

Jawabannya tentu saja tidak pernah.

Table manner adalah etika dasar dalam jamuan yang tentu akan ditekankan baik-baik terutama untuk pelayan yang tugasnya menyajikan hidangan. Fatal akibatnya bila hal –yang terlihat- kecil ini luput dari perhatian para pemilik bisnis kuliner.

"Dan seberapa besar kemungkinan kita terus berpapasan dengan sebuah taksi yang memiliki bumper penyok dalam kurun waktu dua jam selepas pembebasanmu dari status tersangka?"

Oke, bukannya pria berambut hitam itu tidak menyadari SUV hitam yang sedari lama mengikuti, hanya saja ornamen oracal (sejenis stiker) bertuliskan Ewa-Lani Express yang memenuhi eksterior mobil membuatnya berpikiran bahwa itu hanya kendaraan biasa yang sedang bolak balik mencari atau mengantarkan penumpang.

"HATCCIII! Maafkan aku. Jadi, maksudmu semua yang dikatakan Makani tentang pengawasan selama 72 jam penuh itu benar adanya, Detektif? HATCCIII! HATCCCYYIII!" Mendadak Jam bersin-bersin tak terkendali. "Sepertinya pendingin mobilmu benar-benar berfungsi dengan baik, HATTTCCHHIII!! Aku tiba-tiba merasa kedinginan, apa kalian juga?"

Film yang kebetulan hanya mengenakan kaus tanpa lengan ikut mengiyakan. Bulu kuduknya bahkan sampai ikut meremang untuk alasan yang dia sendiri tak mengerti.

Dari pantulan spion dalam, Bible menatap tajam Barcode yang sudah menyelinap duduk di antara keduanya sembari tersenyum lebar tanpa dosa.

"Jika tak bisa kembali ke Ku'uaki, kita harus kemana sekarang?"

Sebenarnya pertanyaan ini, Bible tujukan pada Film tapi sebelum yang lebih tua menjawab, Jes sudah lebih dulu bersuara.

"Tetap bersamaku."

Kepala Bible yang semula lunglai bersandar langsung tegak mendengarnya. Kelopaknya berkedip cepat. Dari sekian banyak kalimat meyeramkan yang pernah didengarnya, kata-kata inilah yang terdengar paling horor di antara semuanya.

"Bersamamu? Apa maksudnya?"

"Artinya jangan menghilang dari pandanganku."

HAH?

GLEK.

HATCCIII! HATCCIII!

OH MY GOSH!!

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang