37. Unit Tugas Khusus II

177 36 10
                                    

Meski seringkali dikelilingi kru maupun penggemar yang jumlahnya cukup banyak nyatanya Bible tidak pernah terbiasa berada di keramaian. Seperti julukannya Mister Zero Skinship, Bible memang dikenal sangat minim interaksi. Ia bahkan beberapa kali terpotret paparazzi tengah menunjukkan raut tak senang ketika bersentuhan dengan orang lain.

Hal ini tentu menghembuskan berbagai spekulasi tak sedap hingga Bible dituding mengidap AIDS. Anehnya, rumor tersebut datang dan pergi seperti topan. Entah karena terbukti mengada-ada atau karena kekuatan agensi yang sekarang menukanginya. Tapi, yang pasti meski media bertanya-tanya, bagaimana seorang introvert seperti Wichapas Sumettikul berhasil bertahan dalam dunia selebriti yang digadang-gadang membutuhkan komunikasi dan fans service tingkat tinggi, hingga saat ini mereka tak mampu menyentuhnya.

"Lagi-lagi kau dan wajah judesmu," cibir Barcode. "Jika ada di posisiku, aku jamin kau pasti bersyukur masih bisa dikelilingi banyak orang meski tidak mengenalnya."

"Bukan soal it –"

"Apa? Lalu apa? Karena jantungmu yang seperti terbakar setiap kali bersentuhan dengan manusia lain? Oh, ayolah, pasti tidak seburuk yang kau gembar gemborkan."

Bible tak membalas. Tatapannya justru terpatri pada sekelompok orang asing yang tiba-tiba datang menginvasi. Errrr, meski sebenarnya tidak bisa disebut demikian karena Jes yang membawanya dan dirinya juga -bisa disebut- hanya tamu sementara. Tapi, hei sebuah pesan pemberitahuan tidak akan menyita seluruh waktu si Detektif, kan? Dan lagi, apa masalah si Robocop itu? Pandangan menyelidiknya benar-benar membuat Bible gerah ingin menghajarnya.

"Kira-kira, apa yang sedang mereka lakukan?"

"Apa kau buta? Tentu saja mencari anak hilang itu."

"Aku tau, aku paham, hanya saja dengan petunjuk yang minim, bagaimana caranya?"

"Itu urusan mereka." Bible terdiam seolah menyadari sesuatu. "KAU!! Ingat baik-baik, Iblis kecil. Sampai kau terlibat dalam masalah ini, aku bersumpah akan langsung melenyapkanmu."

Barcode memutar bola matanya. "Coba saja kalau berani."

"Apa?"

"Enggg... Kataku, apakah menurutmu Maretta bisa segera ditemukan?"

"Tergantung."

"Maksudnya?"

"Apakah Tuhan ingin dia ditemukan atau tidak."

"Kau benar-benar tidak punya hati."

Tentu saja Bible langsung memasang mode tuli.

"Kurasa Tuhan memang selalu sekejam itu, benar bukan?"

Suara Jes bak petir menyambar di siang bolong yang cerah hingga membuat Bible terlonjak dari kursi.

"Hah?"

"Jadi, menurutmu juga Tuhan tidak memiliki belas kasihan?"

"Ummm... Aku tak mengerti maksudmu, Detektif." Bible tidak menyukai senyum Jes yang tampak seperti tengah menangkap basah mangsa.

"Kalau begitu biar kusederhanakan. Dengan siapa kau selalu bicara sebenarnya, Bible Wichapas?"

Pria berambut hitam itu tertegun sesaat namun pandangannya berubah horor ketika melihat minuman bersoda di tangan Jes. Fakta bahwa kaleng yang terbuka itu masih berembun menandakan si Detektif baru saja mengambilnya dari dalam kulkas dan jika Bible mengukur waktu dan jarak, itu berarti Jes cukup lama memperhatikannya. Sial, kenapa akhir-akhir ini ia seringkali lengah?

"Harus kuakui bahwa wajah terkejutmu sekarang terlihat imut."

"Apa katamu, brengs –?"

Satu usapan lembut yang mendarat di ubun-ubun membuat epinefrin dalam tubuh Bible bereaksi hingga ia tak sanggup meneruskan kalimatnya. Jantungnya berdegup tak terkendali seolah baru saja melakukan bungee jumping.

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang