42. Pemuda yang Dibuntuti Kematian

292 54 9
                                    

Kalau bukan karena lengkingan klakson panjang juga dorongan Kahoku padanya, Barcode mungkin akan terus terbelalak ketakutan dan membuat tubuh Bible berakhir menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Diiringi sumpah serapah si pengemudi, Barcode akhirnya berhasil menepi ke trotoar dengan napas memburu dan kaki gemetaran. 

Sial, Barcode! Bagaimana kau bisa lupa kalau saat ini sedang merasuki tubuh manusia?

"Kakak baik-baik saja?" tanya Kahoku cemas.

Barcode mengangguk. Sayangnya, ketika kepalanya berbalik untuk mencari, pria misterius tadi telah menghilang tanpa jejak. Mengingat kembali aura mencekam yang tersirat hanya lewat sorot matanya, remaja itu berpikiran jika tatapan bisa membunuh, dia pasti sudah tewas di tempat. Engg, meskipun faktanya ia memang sudah tidak lagi termasuk golongan makhluk hidup aka manusia. Atau bisakah ia mati dua kali?

Guncangan pada bahu membuat Barcode tersentak apalagi ditambah pemandangan jam pasir yang terkalung di leher Kahoku menandakan bahwa ia harus bergerak secepat mungkin. Fokus kembali pada tujuan utama, Barcode mulai berjalan mendekati Cherokee.

Dua orang yang berada di balik kaca gelap mengerutkan kening saat seorang pemuda tampan mengetuk jendela. Hiasan panthera pardus yang melilit spion tengah, berayun saat angin menembus masuk. Dan seringai menyeramkan yang tercipta di wajah Bible membuat dua pria itu yakin pengintaian mereka telah terbongkar.

***

"Sial, dimana ini sebenarnya?" cicit Barcode. Kini ia menyesali tindakannya mengancam kedua penguntit Cherokee untuk mengantarnya menemui Jes. Atau jangan-jangan ia yang terlalu naif?Bisa saja kan kedua pria itu malah sengaja menelantarkan Barcode di hutan antah berantah agar tersesat lalu tewas diterkam binatang buas?

Sekali lagi Barcode menggosok telapaknya yang terasa dingin seraya menoleh ke sekeliling. Entah mengapa, suasana saat ini terlihat menyeramkan terlebih sejak berada di tubuh Bible, ia merasa kalau rasa lelah dan takutnya meningkat berkali-kali lipat. Ataukah ini murni karena Barcode yang sudah lama tidak merasakan kehidupan?

"Tenang saja." Seolah menangkap kegelisahan Barcode, si bocah berambut merah kini menyelipkan jari-jari kecilnya dengan yang lebih tua. "Mereka hanya pohon lava."

"Apa katamu, Kahoku?"

"Itu semua karena Kea'au. Dia yang membuatnya berubah menjadi hitam dan terbakar."

Ketika lava panas keluar dari letusan gunung berapi Kea'au di tahun 1770, seperlima area cagar alam Kai ʻāhiuʻākau terbakar dalam sekejap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika lava panas keluar dari letusan gunung berapi Kea'au di tahun 1770, seperlima area cagar alam Kai ʻāhiuʻākau terbakar dalam sekejap. Meski begitu, banyak pohon yang masih berdiri tegak bahkan setelah dilalui lava. Namun, bentuknya telah sepenuhnya berbeda lantaran mereka kini dilapisi oleh lapisan lava yang memadat. Panas yang luar biasa telah membakar kayu, pada saat yang sama membentuk tiang-tiang berongga dengan diameter lubang sebesar batang pohon sebelumnya.

Dalam beberapa kasus yang sangat langka seperti letusan Kea'au, pohon yang dilapisi lava bahkan tetap tumbuh subur setelah letusan. Sebuah perpaduan indah antara mahluk hidup yang terus meninggi dan bebatuan alam yang telah mengeras.

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang