41. Cahaya di dalam Laut

293 53 10
                                    

Satu tahun yang lalu

Build baru saja pergi dari dalam karavan Bible ketika pria itu merasakan hawa dingin yang tak biasa berhembus di tengkuknya. Mencoba mengabaikannya dengan terus mendengarkan musik lewat earphone yang tersambung ke ponsel, Bible berdiri dan mulai bersenandung pelan.

"And when the broken hearted people living in the world agree... There will be an answer, let it be... For though they may be parted, there is still a chance that they will see... There will be an answer, let it be WWWAAAAAA!!!!"

Sial! Sial! Kami bertatapan. Tenang Bible, tenang. Keluarkan kemampuan aktingmu.

Di bawah pelototan sepasang morion, pria itu mengambil napas dalam-dalam lalu berpura-pura berdehem. "Astaga, suaraku. Ehem...Ehem... Aaa, aa, a, i, u, e, o. Let it be, let it be, let it be, let it be. There will be an answer, let it be..."

"Kau bisa melihatku, kan?"

"Whisper words of wisdom, let it be."

"Iya, kan? Benar, kan? Kau orangnya."

"And let it be, let it be, let it be, let it be."

"Berhenti berpura-pura bodoh."

Ini bukan pertama kalinya ada makhluk asing yang terus mengekori Bible. Dan karena ia sudah mengalaminya sedari kecil, lelaki itu begitu lihai memainkan trik 'tak terlihat' supaya tidak terlibat. Yaahh, walaupun ada kalanya ia gagal seperti sekarang ini.

"Whisper words of wisdom..."

"OH! LET IT BE!"

Bible menelan ludah, jujur saja ia paling benci jika para makhluk tak kasat mata ini mulai menunjukkan wujud keduanya. Bukan, bukan masalah menyeramkan tapi lebih ke arah menjijikan. Beberapa bahkan membuat selera makannya hilang. Meskipun harus Bible akui rupa makhluk di depannya ini tidak banyak berbeda dengan aslinya kecuali warna kulitnya yang semakin memucat dan beberapa bekas luka yang memenuhi wajah.

 Meskipun harus Bible akui rupa makhluk di depannya ini tidak banyak berbeda dengan aslinya kecuali warna kulitnya yang semakin memucat dan beberapa bekas luka yang memenuhi wajah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nong, giliranmu take!" Suara Seoul, sang Manajer, setidaknya menyelamatkan Bible untuk saat ini. "Tetap berhati-hati, jaga langkahmu, jangan sampai terjatuh, oke!"

"Bukankah ada kru yang bersiaga di air, Phi?"

"Tetap saja masalahnya adalah kau dan lautan, Nong Bib."

"Hanya karena aku tidak bisa berenang bukan berarti kau bisa meremehkanku, Phi Seoul."

"Kau adalah tanggung jawabku, Nong, jadi sudah pasti aku harus memastikan keselamatanmu!" Wanita cantik itu menatap Bible penuh wibawa. "Sekarang, cepat pergi ke set. Jangan membuat para kru menunggumu. Tunjukkan etika yang baik sebagai aktor."

"Got it, Phi."

Karena tidak ada pilihan, Bible akhirnya keluar dari karavan sembari menahan rasa dingin yang menjalar ketika harus berjalan menembus makhluk kecil yang -sengaja- berdiri menunggunya di anak tangga. Sebenarnya ia bisa saja melompatinya tapi bukankah itu sama dengan membuka tipu muslihatnya sendiri?

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang