36. Unit Tugas Khusus

239 30 10
                                    

"Tak kusangka kita akhirnya bertemu lagi seperti ini, Detektif."

"Bukankah aku yang seharusnya terkejut, Sir?"

"Kupikir kau sudah bisa menebaknya."

"Maksudmu mengenai alasan mengapa seorang Brigadir Jenderal dan juga –" Jes melirik yang tersenyum penuh wibawa. "Mantan Kepala CCLTF bisa berdiri di hadapanku sekarang? Tidak, tentu aku tidak mengerti."

Pria yang memiliki potongan rambut cepak khas tentara itu tertawa. "Kau dengar itu, Sam? Dia sudah pandai bersandiwara rupanya."

Yang dipanggil Sam ikut tertawa meskipun setelah itu menatap Jes dalam. "Lama tak berjumpa, Detektif. Kabarmu baik?"

"Tentu tidak, Sir, terlebih mengetahui dua orang berpengalaman yang biasanya diturunkan di medan perang tiba-tiba berdiri di hadapanku sekarang."

Saat Mantrisanu mengabari bahwa utusan dari Eugenia telah datang, Jes langsung mengenali dua di antaranya. Alex, pria berpangkat Bintang satu dari Korps Marinir yang masih aktif dan yang satunya adalah Samuel, mantan Komandan gugus tugas mematikan tempur jarak dekat yang terpaksa pensiun dini setelah kehilangan nyaris separuh tubuhnya ketika bom yang sedang dijinakkannya meledak. Karena tragedi itu juga ia harus mengganti lengan kirinya dengan lengan bionik.

"Oh, ayolah, Jes. Bukankah keberadaan kami membuktikan bahwa Eugenia benar-benar mengambil langkah serius untuk menangani kasus penculikan Maretta?"

"Siapa yang coba anda bohongi, Sir?"

Si Brigadir Jenderal lagi-lagi dibuat terpingkal mendengar balasan ketus Jespipat. Meski usia mereka terpaut sekitar satu windu namun entah mengapa cara bicara si Detektif yang santai dan blak-blakan tidak menyinggungnya.

"Walau aku mengetahui fakta bahwa keluarga Olena ternyata merupakan kerabat pejabat paling berpengaruh di Eugenia, bukankah mengerahkan kekuatan penuh untuk menyerang sarang semut kelihatan terlalu berlebihan, Sir?"

Alex dan Sam bertukar pandang penuh arti.

"Sudah kuduga. Sudah kuduga. Karena itulah aku menyukaimu, Detektif. Ahh, sayang sekali kau memilih mengundurkan diri, kalau tidak aku yakin jenjang karirmu akan melesat seperti roket." Alex menepuk-nepuk bahu Jes seperti seorang Ayah yang bangga pada putranya.

"Kau terdengar berlebihan, Alex."

"Oh, jangan berpura-pura. Aku tau benar kalau dia juga adalah murid favoritmu, Sam."

"Aku –"

"Bisakah kita menghentikan argumen tak berbobot ini dan fokus pada motif kalian datang kemari?" potong Jes yang membuat tawa membahana kembali terdengar di ruangan paling pojok Dinas Keselamatan Ewa-Lani.

"Kuakui satu-satunya kekuranganmu hanyalah tidak sabaran."

"Kesabaran tidak menguntungkan dalam situasiku, Sir."

Alex pikir dia menghabiskan seluruh persediaan gas tawanya hari ini.

"Baiklah, Detektif. Kami tidak akan berbasa basi lagi." Sam mengambil alih. Raut pria yang masih terlihat fit di usia 40 tahun itu kini berubah serius. "Benar adanya kami diperintahkan untuk menangani kasus keluarga Olena."

"Lalu?"

Mantan Kepala CCLTF yang harus kehilangan istrinya yang seorang pemadam kebakaran dalam ledakan bom bunuh diri di Kantor Kejaksaan Eugenia itu menghela napas. "Karena itu adalah syarat yang diajukan pelaku penyerangan Fluke Gawin Soranun."

Mata Jes melebar. "Maksud anda, Sir?"

"Seseorang mengirimkan surat kaleng pada Jaksa Agung. Ia mengaku sebagai pelaku penyerangan dan akan menyerahkan diri pada Kepolisian dengan sukarela jika Maretta dapat ditemukan."

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang