11. Pomaika'i

310 56 7
                                    

Fakta bahwa festival Pomaika'i adalah salah satu pesta besar yang telah diselenggarakan turun temurun di Hokuokalani membuat Film harus berkendara hampir satu jam lebih lama dari biasanya untuk sampai ke Ewa-Lani. Hal ini tentu saja membuat sekujur tubuh Bible bermandikan peluh saat keduanya turun dari Scrambler.

"Kalau kau mau kita bisa berbelanja lebih dulu," tawar yang lebih tua. Bagi Film yang tumbuh besar dengan iklim tropis, suhu di atas 40 derajat tentu tidak terlalu mengganggunya meski masih menjadi misteri bagaimana ia mampu mempertahankan kulitnya tetap seputih susu. 

"Ide bagus. Kurasa aku butuh kaos baru."

"Berapa limit yang kau punya?"

"Limit?"

"Umm, jujur saja, saat festival semacam ini, banyak pedagang menjual barangnya dengan harga jauh lebih tinggi dari seharusnya. Tindakan nakal semacam ini seringkali memicu keributan yang berdampak pada berkurangnya turis yang berkunjung. Aih... Padahal sektor pariwisata kami juga tidak terlalu menguntungkan."

"Aku sama sekali tak keberatan, Film."

"Sungguh?"

Sebagai model dan aktor yang pernah bekerja sama dengan banyak brand besar yang sepotong kainnya bisa dilabeli hingga tujuh digit angka nol, membantu perekonomian warga lokal dengan tidak menawar barang dagangannya adalah tata krama yang sudah sepantasnya Bible Wichapas lakukan.

"Kau yakin tidak apa-apa?"

"Tentu, dengan syarat jangan menempatkanku di kerumunan."

"Tak masalah."

"Nah, sekarang, apa kau akan membiarkanku terus terlihat seperti kera berkeringat yang kehausan?"

Pemuda yang sedikit lebih jangkung dari Bible itu tersenyum sumringah. "Kalau begitu, jangan membuang waktu."

Setelah sedikit mencuci mata lalu berganti dengan kemeja berbahan viscose yang lembut dan ringan. Bible mengikuti Film berjalan menyusuri pantai Ortzi. Dari kejauhan matahari yang mulai kembali ke peraduan memancarkan warna jingga secantik rangkaian bunga gerbera yang menghiasi semua stan di sepanjang pesisir.

"Ini cukup enak," kata Bible dengan mulut penuh Kokupi, puding kelapa yang lembut dan manis.

"Ini cukup enak," kata Bible dengan mulut penuh Kokupi, puding kelapa yang lembut dan manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tau kau pasti akan menyukainya. Apa kau mau bir dingin?"

"Jika kau memaksa."

Keduanya lalu duduk di atas pasir sembari menikmati kesibukan warga yang sedang mempersiapkan ritual puncak yang menandakan bahwa festival Pomaika'i resmi berakhir.

"Jadi, untuk apa semua ini?" tanya Bible.

"Sebagai ucapan terima kasih atas semua berkat yang telah para Dewa berikan."

"Kalau begitu, semua orang di Ewa-Lani pasti sibuk setiap festival ini diadakan?"

"Baru dalam dua puluh tahun terakhir saja."

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang