Mimpi buruk cenderung terjadi dalam semalam tetapi nasib buruk bisa terjadi dalam hitungan detik. Ketika kita lengah oleh hiruk pikuk dunia, kesialan menyelusup masuk lalu menabuh genderang yang menyesakkan hati.
Dan bagi seorang Bible Wichapas Sumettikul, kesialan itu bernama Barcode.
Andaikata ia tetap mengabaikan keberadaan remaja laki laki itu dan bukannya mengikat janji untuk menjaga satu sama lain. Seandainya saja ia tidak bersikeras dan merengek seperti anak gadis pada Phi Seoul untuk mengambil hiatus dari aktifitas syutingnya dan kalau saja ia dengan tegas menolak ajakan Film untuk pergi ke festival Pomaika'I, saat ini Bible tidak akan kembali ke Ewa-Lani dan dikurung di ruangan sempit berukuran 3x4 dengan kedua lengan diborgol. Dikelilingi delapan pasang mata yang menatapnya ganas dan terlihat bersiap meremukkannya kapanpun mereka ingin.
"Dasar bajingan menjijikan!"
"Berani-beraninya kau!"
"Cepat katakan di mana keberadaan anak itu."
Cih, apa mereka pikir gertakan kecil dan ancaman bisu mampu membuat nyali seseorang yang pernah lolos dari maut menciut begitu saja? JANGAN BERMIMPI! Lagipula, dari informasi yang ia dengar –karena rombongan petugas yang menangkapnya ini membicarakannya keras keras- Bible mengambil kesimpulan bahwa seorang anak telah menghilang saat festival Pomaika'I berlangsung dan entah darimana datangnya, ada saksi yang melihatnya sedang bersama anak tersebut.
Serius, bagaimana caranya seorang Bible Wichapas Sumettikul yang alergi dengan anak kecil bisa dituduh menculik? Saat itu, ia bahkan tak bertemu maupun melihat seorang bocah pun dan Barcode selalu berada di sisinya. Ahh, seandainya saja Iblis kecil itu bisa menampakan diri, ia pasti bisa mematahkan fitnah keji ini dalam hitungan detik.
"Saya tidak akan memberikan pernyataan apapun sebelum saya didampingi oleh pengacara. Saya ingin memastikan hak-hak saya dipenuhi untuk bisa memberikan keterangan secara bebas tanpa T E K A N A N A P A P U N! Dan saya akan menuntut anda sekalian karena telah mengabaikan asas praduga tak bersalah hanya karena kesaksian dari satu orang."
Keempat petugas itu tampak terkejut.
Ingatkan Bible untuk mengucapkan banyak terima kasih pada Sittichai Panya, sang penulis naskah Crave yang pada setiap episode tak bosan merecokinya untuk menghafal Miranda Warning dan juga berbagai konstitusi yang menuntunnya untuk mengingat Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik.
BRAKK.
Berani-beraninya para petugas ini bertingkah begitu brutal dan menghancurkan inventaris yang dibayar oleh pajak rakyat jelata? Begitu pikir Bible ketika salah satu petugas yang memiliki pitak cukup besar di kepalanya menggebrak meja dengan telapaknya yang tebal dan berkeringat.
"Seharusnya kupatahkan saja lehermu supaya mulutmu tidak perlu banyak bicara!"
Meski tangan berotot itu telah terpampang jelas di depan kedua iris onxynya, Bible tetap bergeming. Prinsipnya hanya satu, tidak perlu takut jika kau tidak bersalah.
Untung saja, gedoran kasar di pintu ruang interogasi yang terkunci mengusik suasana mencekam yang sempat terjadi. Seorang pria di akhir 30 an, beralis tebal dengan tubuh kekar masuk dengan wajah kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in the Water | JESBIBLE
Fiksi PenggemarKetika pemuda yang selalu dikuntit maut itu akhirnya bertemu dengan seseorang yang dinaungi oleh cahaya, bagaimanakah jalinan takdir yang akan tercipta ditengah kematian yang mengelilingi? ---------------------------------------------------------- L...