32. Penyusup yang Tertangkap

276 52 5
                                    

"Err... Katakan padaku bahwa kalian juga melihat apa yang kulihat?"

Jam bukannya tak mempercayai matanya sendiri namun pemandangan bocah lelaki lusuh yang meringkuk seperti seekor kucing kedinginan di siang bolong bukanlah sesuatu yang dapat dicerna dengan mudah oleh otaknya.

"Eoh, eoh, apa yang kau lakukan?"

Pekikan si Detektif diabaikan Bible. Pria berambut hitam itu terus merengsek maju kemudian berlutut di dekat sosok kecil yang sedang terpejam. Telunjuk dan jari tengahnya terjulur untuk mengecek denyut pada arteri karotid. Lemah. Bible menghela napas panjang kala mendapati betapa mengenaskannya keadaan bocah lelaki dengan kaos kebesaran yang ia yakini adalah miliknya.

Rambutnya dipotong asal hingga menyisakan pitak di beberapa bagian. Vulnus laceratum sepanjang telunjuk orang dewasa masih terlihat segar di bagian atas dekat telinga kirinya. Wajah pucat si bocah dipenuhi memar bahkan di hidungnya masih tersisa jejak darah yang mengering.

Di lehernya ada cedera aneh seperti bekas terbakar. Bible juga meyakini bocah ini mengalami dislokasi mengingat adanya tonjolan disertai bengkak di sekitar bahu. Sedangkan luka gigitan tersebar di pergelangan tangan hingga kaki kotor kurusnya yang telanjang menyatu dengan borok dan skar hipertrofi yang sangat mengerikan untuk dipandang.

Bau tak sedap yang berasal dari rembesan air yang menetes dekat kakinya otomatis mengusik penciuman Bible yang terlampau sensitif. Rasa mualnya teralih ketika sesuatu yang berwarna pucat kemerahan menyembul di dekat paha si bocah. Dengan hati-hati ia menyibak kaos yang menutupi.

Hal yang tergambar di onyxnya membuat sekujur tubuh Bible bergetar oleh campuran murka dan tak percaya. Bagian bawah tubuh bocah malang itu bisa dikatakan rusak parah terutama di bagian genital, anus dan rektum. Bahkan, lubang yang seharusnya terbuka ketika proses defekasi terjadi telah robek dan terbelah persis wanita yang baru melahirkan hingga dalam prosesnya sebagian organ di bagian perut -terutama usus- ikut tertarik keluar.

Sungguh, Iblis macam apa yang ditemui bocah ini karena perbuatan keji yang menimpanya benar-benar diluar nalar.

"Aku akan menelepon ambulans."

Jam, yang entah sejak kapan berdiri di belakang Bible, memasang raut yang sama persis seperti Liam Neeson saat kehilangan putrinya dalam film Taken. Tidak, bahkan jauh lebih kelam dan penuh amarah.

"Lebih cepat lebih baik, Detektif. Dan kupikir sebaiknya kau juga menghubungi rekanmu."

Ia mengangguk sembari menjauh dengan ponsel dalam genggaman.

"Apa yang terjadi, Bible? Apa anak itu baik-baik saja?" tanya yang lebih tua dari tempatnya berdiri sesuai instruksi Jam. Sebagai seorang yang berpengalaman, tampaknya si Detektif tau benar bahwa kondisi tragis si bocah lelaki bisa memberi efek trauma bagi orang awam yang melihatnya.

"Entahlah, Film tapi kuharap begitu."

***

Jes muncul hanya sedikit lebih cepat dari bunyi sirine ambulans. Tanpa banyak bicara ia dan Mantrisanu menghambur ke ruang tengah tempat si bocah masih meringkuk tak sadarkan diri. Keduanya lalu melakukan sesuatu sebelum petugas datang dan memindahkan si bocah ke atas brankar.

"Bergegaslah, sebelum orang-orang dari Dinas Keselamatan mengambil alih," ucap si ahli patologi forensik sebelum ikut naik ke ambulans bersama Film. Entah dengan alasan apa, Paramedis meminta Film turut serta meskipun Mantrisanu memiliki pemikiran bahwa besar kemungkinan mereka merasa tidak mempercayai orang asing sepertinya.

Pria jangkung itu mengangguk kaku lalu berbalik untuk berbincang dengan Jam. Keduanya terlibat dalam percakapan serius hingga akhirnya yang lebih tua masuk ke dalam Camaro.

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang