39. Waluku

265 54 6
                                    

Berbekal titik koordinat yang tertulis di secarik kertas, Jes mengemudikan Camaro menelusuri lereng familiar ditemani langit biru yang membentang juga cicit moho braccatus. Kaca jendela yang sengaja dibiarkan terbuka, memberi akses bagi hembusan angin untuk mendinginkan kepala Jes yang terasa mumet karena banyaknya hal yang berseliweran di otak. 

Permainan takdir apa yang sedang Tuhan persiapkan?

Mengapa harus Ewa-Lani?

Ataukah semuanya benar-benar saling terkait?

Jes mulai merunut ulang semua kejadian dari kasus pencucian uang, mutilasi Charise, bakung lelabah merah, penyerangan Fluke, penculikan Maretta hingga pertemuannya dengan pria misterius bernama Wichapas Sumettikul. 

Ahhh, bicara soal magnet penarik masalah itu, apakah Bible benar akan menjaga sikap apalagi dengan Mantrisanu yang diam-diam Jes tugaskan untuk mengawasi? 

Tentu saja, meski awalnya mendapat protes keras dari si patologi forensik toh pria itu akhirnya tak kuasa menolak ketika para anggota Unit Tugas Khusus dengan gamblang menyebut-nyebut kata kekasih di depan batang hidung Mantrisanu. Bukankah cara termudah untuk membujuk seseorang adalah dengan memantik keingintauannya? 

Terlebih siasat yang memang sengaja dilancarkan Jes untuk menarik perhatian dua orang terpenting, Alex dan Sam, ternyata berhasil. Dengan status sebagai kekasih Jespipat, Bible tentu akan mendapat pengamatan ekstra yang mana artinya juga perlindungan khusus dari seluruh anggota Unit. Entah mengapa, firasat si Detektif mengatakan bahwa nyawa Bible sedang terancam jadi semakin banyak mata yang mengawasi maka semakin kecil peluang bencana terjadi. Dan semoga saja si Aktor cukup pintar untuk membaca situasi atau lebih baik jika sekalian melibatkan diri dalam skenario yang tengah Jes mainkan.

Ngomong-ngomong, apa yang kira kira sedang Canis Lupus itu lakukan sekarang? Dia tidak akan sengaja melompat pada bahaya, kan?

PLAKKK.

Si Detektif menampar pipinya sendiri.

Hei, Tilanpornputt! Kenapa kau begitu peduli pada seorang Bible Wichapas?

PLAKKK.

Untungnya, saat iris cokelat Jes menangkap visual menara suar yang semakin membesar tatkala jarak yang kian menipis, pikiran pria berambut auburn yang semula dipenuhi oleh Bible kini perlahan tertata rapi.

Namun, jalur tempuh yang semakin sempit dan curam tidak memungkinkan untuk terus mengendarai mobil. Si Detektif memutuskan untuk memarkirkan Camaronya di ceruk lembah dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sesekali pandangannya tak luput mengamati GPS dalam genggaman sekaligus mencari-cari sekitar hingga akhirnya. 

GOTCHA!! 

Jes menemukannya.

Hale Wa'a seperti yang tertulis di kertas.

Pria itu berdecak, sekarang semuanya terasa masuk akal, alasan dirinya malah mendapat deretan angka alih-alih nama jalan seperti alamat orang-orang pada umumnya. Hale Wa'a yang dicarinya ini ternyata berada jauh dari pemukiman warga. Jes bahkan berani bertaruh bahwa tidak akan ada siapapun yang mengetahui keberadaan tempat ini, ralat, meskipun tau, mereka mungkin tidak ingin repot-repot berkunjung.

Bagaimana tidak?

Selain akses jalan yang sulit, semak belukar membentengi bangunan berarsitektur A-frame ini dan ada banyak sekali batang pohon yang bentuknya cukup aneh hingga terkesan menyeramkan. Kata terasingkan juga tak terjamah rasanya cocok menggambarkan keadaan properti milik keluarga Molech ini.

Star in the Water | JESBIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang