Chapter 31

834 55 8
                                    

"Woii lo pada kenal Naura Rubyla Aleksander ga?" Tanya Abi seketika membuat Rakha diam membeku.

" N-nauraaa?".

"N-nauraaa?". Batin Rakha, ia kembali teringat dengan teman masa kecilnya dulu, Naura Rubyla Aleksander.

"Kagaa, emang dia siapa?". Tanya Gibran.

"Gue juga gatau, Naura siapa emangnya?" Tanya Irsyad.

"Lo tau ga dik?". Tanya Abi kepada Dika.

"Model". Ujarnya mengingat salah satu model terkenal, yang pernah ia temui saat perkumpulan pebisnis muda.

"Nahh bener, Asal lo pada tau, dia bakalan pindah ke sekolah kita coyyyy" teriak Abi heboh.

Rakha merasa jantungnya memompah dengan sangat cepat, ia benar benar tak menyangka bahwa ia akan kembali bertemu dengan teman masa kecilnya.

"Trusss? Kalau dia pindah gua harus kayang gitu?". Ujar Gibran.

"lo belum liat aja gib, lo mau liat foto nya kaga?" Tanya Abi, karena ia tau setelah melihat foto Naura .ia akan kepincut dengan kecantikan seorang Naura Rubyla Aleksander.

"Manaa sih, palingan biasa aja, cuman lo aja yang terlalu lebay" ujarnya seraya mendekat ke arah Abi, dan betapa tercengang nya Gibran saat melihat foto Naura.

"heh Anjirrrrrrrr...... ini beneran Naura? Bening banget cokkkkkk..... wehhhh kapan nih pindah nyaaa? Kapan masss kapan....." Gibran dibuat heboh saat melihat foto Naura yang begitu cantik.

"Nelen ludah sendiri kan lu". Ujar Abi seraya menatap Naura sinis.

"Mana sih foto nya gua juga kepooo njirrr...". Ujar Irsyad, ia juga penasaran dengan seorang Naura Rubyla Aleksander.

"Weehhhhh ini beneran Naura? Anjing cantik banget cokkk, mana bening banget, gue gamau tau, gue harus dapetin Naura titik". Ujar Irsyad hebohhh, saat melihat foto Naura, sebenarnya Rakha juga ingin melihat foto Naura hanya saja, ia gengsi. hadehhh gengsi trosss.

"Dasar mandang sisik, tadi aja sok soan nolak" ujar Abi kesal melihat tingkah laku teman temannya yang sok jual mahal.

"Mandang fisik bego, mandang sisik mandang sisik, sisik lo tuh banyak, jarang make bodylotion" ujar Irsyad sewot.

"Heh anjir jangan salah cok, cowo cowo gini, gua tetap make bodylotion beserta antek anteknya, lo galiat betapa cerahnya kulit gua?". Ujarnya sombong.

"Kulit ireng kek gitu dibilang cerah, liat noh pak Boss, itu baru cerah, sedangkan lu apa? Dah ireng, item, mata sipit, minimal melek lah deck" ujarnya mengejek Abi, jangan salah semua yang dikatakan Gibran memang tidaklah benar, namun mata Abi memang sipit karena Abi keturunan Cina.

"Guaa udah melek anjinggg, nihh liattt" ujarnya sembari melotot ke arah Gibran, bukannya terlihat menakutkan Abi malah terlihat begitu menggemaskan.

"Isss kok gemes banget sih, mau karungin dehh" teriak Gibran lalu mencubit kedua pipi Abi gemas.

"Stressss" ujar Irsyad, menatap ngeri kearah Abi dan Gibran.

Tengg...teng...teng....

Bunyi Bell pertanda jam istrahat berbunyi, para siswa siwi mulai berdatangan memenuhi kantin.

"Hallo semuaanyaaaaaaa" teriak Mala dengan suara cempreng nya, membuat seluruh pasang mata menatap kearahnya.

"Hhe maafin teman gua yaa, emang rada rada orang nya" ujar adara meminta maaf.

"Dihh... nape sih lu, gajelas deh". ujar Mala dan berjalan memasuki kantin.

"Isss cepat banget penuhnyaaa". Kesal Mala, saat takk lagi melihat meja kosong.

Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang