Chapter 4

1K 58 7
                                    

Rakha dkk memasuki parkiran markas dark moon meskipun bangunan nya terlihat sangat tua dan terlihat mengerikan dari luar, namun jangan salah, isinya sangatlah indah dan luas, dimana warna cat yang digunakan dominan berwarna abu abu dan putih.

Didalam markas terdapat ruangan khusus Rapat anggota Dark Moon, terdapat ruangan khusus untuk anggota Drak Moon berkumpul, ruangan untuk bermain game yang sudah dilengkapi dengan berbagai PC, komputer, dan perlengkapan game lainnya yang begitu lengkap, serta disisi lain terdapat ruangan khusus untuk hacker, ruangan ini biasanya dipakai oleh anggota kepercayaan geng Drak Moon untuk melacak musuh musuh mereka, mereka juga memiliki dapur pribadi yang sudah dilengkapi dengan peralatan masak, dan juga terdapat kamar khusus untuk mereka pakai beristirahat, jangan salah mereka juga memiliki ruangan pengobatan dan dokter khusus untuk mengobati mereka saat terluka akibat perkelahian dengan musuh ataupun semacamnya.

"Pegel bat gua, pijitin dong a'a Irsyad". Ujar Gaby menyenderkan bokongnya diatas sofa.

"Dihh sape lu nyuruh nyuruh gue, lu pikir gue babu lu nyet?"

"A'a Irsyad kok gitu cii, a'a nyakitin hati aku tahu"

"Ngeri gue liat lu berdua, suka kok sesama batangan, galaku lu sampek nyari batangan?". Komentar Gibran menatap mereka berdua heran.

"Dihh najis bat gue suka batangan, gue masih normal yee, gue udah punya gebetan noh ayang Mala". jawab Gabriel sembari membayangan wajah cantik Mala.

Sedangkan Dika dan Rakha hanya diam sembari memainkan game di handphone mereka, biasalah tembok datar wkwkwk.

Disisi lain...

Mala dan Adara sedang berada di kamar

"Mala main truth or dare yok". ajak Adara karena bosen tak melakukan apa apa.

"Bolehh, tapi gaseru cuman berdua, si Pipit sama Vio betah banget dah di Bali,kan gue kangen"

"lyaa juga sih, gaseru njir bosen ga ada mereka"

"Dorrrrrr"

"Sempak gue dora"

"Monyet"

Umpatan keluar dari mulut Adara dan Mala saat Pipit dan Vio datang mengagetkan mereka berdua.

"Bwahahhhahaaa anjirr serius lu Dar sempak lu dora? hha ga nyangka gue masih ada orang yanb make sempak dora"

"Ga seru lu ah, itu cuman reflek". Jawab Adara belum menyadari keberadaan Pipit dan vio hingga satu detik kemudian...

"WAA.... Kok lu berdua ga bilang sih kalau mau kesini". Tanya Mala dan Adara memeluk mereka berdua erat.

"Hhe mau ngasih seprait buat lu berdua " timpal Vio.

"Surprise Vio Surprise, bukan seprait hadehh" koreksi Adara.

"Intinya itulah hhe, kangen ga lu berdua sama gue?" tanya Vio

"Kangen banget sama lu berdua, ngapain aja sih di Bali, mana pergi ga ngajak ngajak"

"Hhe mangap Mala, buru buru kita, nih gue bawain oleh oleh buat lu berdua" ucap Pipit memberikan oleh oleh khas Bali kepada Mala dan Adara

"Widihhh makasih yee" timpal Adara dan Mala.

"Oiyaa kebetulan lu berdua disini, tadinya gue sama Mala mau main truth or dare tapi cuman berdua, berhubungan ada lu ber dua jadi ikut main". ucap Adara bersemangat, dan menarik tangan ke tiga sahabatnya untuk duduk dilantai kamar Mala.

Mereka membentuk Lingkaran dimana botol berada ditengah.

"Oke gue putar dulu yee". Ujar Adara dan langsung memutar botol, dan botol itu berhenti di depan Vio.

Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang