Chapter 46

566 58 8
                                    

Hari ini Mala sudah diperbolehkan untuk pulang dibantu oleh Bunda, Ayah Rakha, Rakha, Kevin dan ketiga sahabat Mala.

"Masih ada yang ketinggalan sayang?". Tanya Rakha sembari mengusap lembut rambut Mala.

"Emm udah ga ada". Timpal Mala.

"Yaudah yok". Ajak Rakha.

"Emm gue pengen ke salon, rambut gue udah kek orang gila gini". Ucap Rakha seraya memegang rambutnya.

"Yaudah biar bunda yang nemenin". Ucap Bunda Rakha ikut nimbrung.

"Tapi bunda..., Mala harus istrahat". Ujar Rakha menolak secara halus permintaan bunda dan Mala.

"Gue kan udah istrahat, selama gue dirumah sakit cuman tiduran doang, bosen tau, bunda temenin mala ya, kalian juga ciwi ciwi ikut ke salon". Ajak Mala pada ketiga sahabatnya.

"Siap boss... udah lama juga ga nyalon". Timpal Adara seraya mencium rambutnya.

"Nahh good, oiya untuk para lelaki para jantan pulang duluan aja mau nongki mau ngapain terserah yang penting jangan nyari janda, soalnya kita para ciwi ciwi pengen refresing jadi mohon pengertiannya ya" ucap mala panjang lebar.

"Nahh bener, Ayah awas aja kalau sampai nyari janda, bunda ga ngasih ampun, tidur diluar aja, jangan tidur sama bunda dan jangan pernah minta jatah" ucap Bunda Rakha.

"Buset seram juga ya, lagian ayah udah punya bunda, cantik, pinter masak, pinter goyang, ekhmm maksudnya goyang dumang hhe iya goyang dumang, masa iya di duain sama janda, beda jauh dong bunda sayang" timpal Ayah dengan sejuta gombalan nya.

"Ekhmm... goyang apa tuh". Goda vio, disaat saat seperti inilah otak vio berfungsi.

"Udah udah ini kapan perginya kalau ngobrol mulu Mala juga laper pengen makan, eh atau kalian mau nyalon juga?". Tanya Mala pada jantan jantan.

"Hmm... boleh". Timpal Kevin dijawab anggukan setuju oleh Rakha dan Ayahnya.

Mala yang melihat itu dibuat senyum senyum sendiri entah apa yang akan ia rencanakan.

Disisi lain Lingga tengah berada di kamarnya sembari memainkan game mobile legend.

Bughhh....

"Aduhh... napa sih Raaa... sakit tau". Ucap Lingga saat Ara melemparinya bantal.

"Ihh kak Lingga Aya mau ice klim ihhh... kak Lingga pelit iss". Teriak Ara tepat ditelinga Lingga.

"Astagaa Ara... jangan treak treak, sakit nih kuping kakak". Timpal Lingga seraya menggosok gosok telinga nya.

"Kak Lingga pelit ih, Aya kan mau ice cream masa gaboleh sih". Ucap Ara lagi.

"Ice cream mulu ntar batuk batuk kek kemarin mau? Lagian nanti kakak dimarahin bunda Ara, makan snack yang lain aja kan ada, kenapa harus ice cream". Timpal Lingga dan kembali memankan game mobile legend nya yang sempat tertunda.

"Benelan boleh?". Tanya Ara memastikan.

"Iyaa Ara, ambil aja, sana sana jangan ganggu kakak". Timpal Lingga dan kembali fokus dengan gamenya, Ara yang mendengar itu langsung tersenyum bahagia, dengan penuh semangat Ara mengambil snack snack milik Lingga di dalam lemari khusus snack milik Lingga.

"Woahhh... ada kindeljoy". Ucap Ara dengan mata berbinar, Ara paling menyukai kinderjoy, sangking suka nya dengan kinderjoy Ayah Ara membeli pabrik kinderjoy namun masih dirahasiakan dari Mala, namun jangan salah stok kinderjoy dirumah mereka selalu penuh, termasuk Lingga yang juga penyuka kinderjoy.

"Hmm enak banget". Ucap Ara seraya memakan kinderjoy milik Lingga.

"ARAA..... ΚΕΝΑΡΑ ΚΙNDERJOY KAKAK DI MAKAN...". Teriak Lingga lalu merampas semua kinderjoy yang dimakan oleh Ara.

Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang