Chapter 44

660 61 9
                                    

"Ekhmm, lo pengen kuburan merek apa?...". Ucap Rakha sembari menatap Lingga tajam.

*****

"Hayoloh pawangnya marah". Goda Vio.

"Bercanda yaelah, lagian lo cuman menang taruhan doang, coba aja cuman gue yang taruhan sama Mala, pasti Mala bakalan jadi cewe gue". Ucap Lingga seraya ikut menatap Rakha tajam.

"Baguslah lo sadar diri, karena lo udah tahu kalau gue yang akan menang". Ucap Rakha dengan sombongnya membuat Lingga emosi, namun emosinya langsung reda ketika Ara memanggilnya.

"Kak Lingga...". Panggil Ara.

"Iya Raa kenapa?". Timpal Lingga mengubah nadanya lembut.

"Aya ngantuk kak mau bobo". Ucap Ara seraya menguap dipelukan Mala.

"Ngantuk hmm? Sini sama kakak kita pulang" Ucap Lingga lalu menggendong Ara.

"Lo mau pulang Ga?" Tanya mala.

"Iya mal, kasian Ara udah ngantuk". Timpal Lingga kepada mala.

"Kak Mala... Aya pulang dulu ya, mau bobo, kak Mala cepat sembuhnya ya bial bisa main lagi baleng Aya sama kak Lingga hihi". Ucap Ara dengan gemas.

"Iyaa sayang makasih ya udah jenguk kakak" Timpal Mala seraya tersenyum manis ke arah Ara, Rakha yang melihat Mala memamerkan Senyumnya langsung memasang wajah cemberut.

"Iyaa sayang sama sama". Bukan Ara yang menjawab melainkan Lingga, dan lagi lagi membuat Rakha dibakar api cemburu.

"Pulang lo sana ngapain masih disini". Ucap Rakha sewot.

"Ekhmm ada yang cemburu nieh". Goda mereka.

"Bwahahaha kayaknya gue bakalan bersaing sama lo bro". Ucap Lingga kepada Rakha.

"Mending lo nyerah aja deh bro". Ucap Abi mewakili Rakha.

"Selagi janur kuning belum melengkung kenapa tidak? Ckckckck". Ucap Lingga diakhiri decakan.

"Mending lu pulang aja deh bro, takutnya lu bakalan nginep selamanya disini". Ucap Gibran menakut nakuti Lingga.

"Mall gue balik dulu ya, cepat sembuh sayang". Ucap Lingga dengan sengaja.

"Iyaa Lingga hati hati". Timpal Mala semakin membuat Rakha dibakar api cemburu.

"Kenapa Mala malah respon sih iss" Batin Rakha kesal.

"Gue balik dulu ya guys". Pamit Lingga lalu berjalan keluar dari ruangan Mala.

Setelah Lingga keluar, terjadi keheningan dalam ruangan rawat mala.

"Huaaa.... Malaaa... jangan respon cowo lain selain aku hiksss..." tiba tiba Rakha menangis layaknya anak kecil, membuat mereka yang menyaksikan nya diam mematung.

"Apa ini? Ini beneran Rakha? Sejak kapan orang kejam ini bertingkah kekanak kanakan seperti ini?" Batin Irsyad terheran heran.

"Wtf ini beneran Rakha? Napa jadi gini njir". Batin Gibran tak menyangka boss yang dikenal dingin ini tiba tiba bertingkah layaknya anak tk.

"Anjing gue yang malu cok". Batin Abi.

"Kak Rakha kok kek gini? Tapi gemes banget, pengen ngarungin". Batin Vio seraya senyu, senyum sendiri.

"Anjir... kok kak Rakha berubah jadi bayi? Ini beneran kak Rakha? Tapi anjir ga nyangka gue". Batin Adara ikut heran.

"Begini nih kalau baru ngenal cinta". Batin Dika sembari geleng geleng kepala.

Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang